oleh: Dedi El-Sundawiy
Mahasiswa Ma'had Aly An-Nuaimy
Angkatan VI
Angin kencang mematahkan ranting si pemuda
ia teroleng dan jatuh seketika
luka mengerat menggalang
tapi harapan tak pernah padam
Sang pemuda menangis
ia menangis serpihan mimpinya yang tercecer
di ujung pilu itu...
Ingin kubunuh angin sialan itu
tapi tidak
pecundanglah aku jika harapan itu berbuah kebencian
ia meraba hatinya yang terdalam
becermin di beningnya mata air Sang Maha Besar
ahh...
aku masih punya harapan
benih itu bertunas lebih hijau
tersuburkan belain kasih Robbul Alamin
angin kencang biarlah berlalu
pedihnya cukup jadi pelajaran
Si pemuda menghimpun tenaga
ia tahu angin kencang akan bertiup kembali
bahkan lebih kencang
Kali ini bukan tanpa bekal ia berjuang
ia siapkan ranting yang lebih besar
ia titipkan harapan kepada Tuhan
Kini sang Pemuda menyingsingkan bajunya
dan maju.....
Jakarta, 8 Februari 2012
(Persembahan untuk sang kawan yang sedang bangkit berjuang)