Ihsan dalam Bersiasah


Oleh
Lalu Ismul Hakiki
Mahasiswa Angkatan IV Ma’had Aly An-Nu’aimy
Guru di SDIP AL Hambra

Secara bahasa ihsan berarti melakukan sesuatu dengan baik, sedangkan  secara istilah ihsan berarti  menyembah Allah seolah-olah kamu melihat-Nya,tetapi jika kamu tidak melihat-Nya,maka sesungguhnya Dia melihat kamu. Artinya mengabdikan diri kepada Allah hendaklah dengan perasaan seolah-olah kita melihatnya dan jika tidak ada perasaan melihat-Nya, maka hendaklah kita merasa bahwa Allah melihat kita.

Allah swt berfirman :
اِنَ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْاِحْسَانِ وَ اِيْتَائِ ذِى الْقُرْبَى......

“ Allah menyuruh untuk berbuat adil,bersikap ihsan dan memberi kepada kaum kerabat “. ( QS. An Nahl : 90 )

Ihsan harus menjadi sikap yang terpatri dalam kehidupan kita sehari-hari baik dilingkungan keluarga,masyarakat,bangsa dan negara.

Sikap ihsan ini harus dimulai dari diri sendiri kemudian baru orang lain. Karena kita adalah pemimpin dan sebagai seorang pemimpin tak bisa lepas dari masalah siasah atau politik, karena politik adalah siasat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.

Negara yang besar pasti terdapat pula orang-orang yang mengatur urusan rakyat dan orang yang mengatur rakyat atau Negara disebut politikus. Kalau kita perhatikan banyak politikus yang jauh dari norma,bahkan perilaku mereka jauh dari harapan kita bersama.  Oleh karena itu dibutuhkan sikap ihsan dalam berpolitik, karena ihsan dalam berpolitik hukumnya wajib. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.
“ sesungguhnya Allah telah mewajibkan untuk berbuat ihsan terhadap segala sesuatu.Maka jika kamu menyembelih,maka sembelihlah dengan cara ihsan, dan hendaknya menajamkan pisau dan menyenangkan hewan sembelih itu “. ( HR Muslim )

Dari hadits diatas  dijelaskan bahwa kita disuruh untuk berbuat ihsan dalam segala hal, baik dalam hal kecil maupun hal besar. “Maka jika kamu menyembelih,maka sembelihlah dengan baik “. Mengapa beliau mencontohkan semacam ini saat berbicara tentang ihsan? Ketika menyembeleh burung,ketika menyembelih anak sapi, dalam hal semacam ini pun kita harus bersikap ihsan.

Demi Allah, itu contoh bagi orang yang berakal. Logiskah orang yang berlaku ihsan dalam menyembelih tidak bersikap ihsan dalam hidupnya? Sungguh sebuah contoh yang tak terpikirkan.
Mari kita perhatikan bagaimana Allah bersikap ihsan dalam segala sesuatu. Renungkan ayat berikut, Allah swt.berfirman, “ zat yang membaguskan segala ciptaan-Nya. ( QS. As Sajadah :7 ), tidak ada yang rusak,catat dan kurang dalam penciptaan-Nya.

    Sungguh akhlak ihsan ini sangat menakjubkan.Ia masuk ketempat – tempat yang tidak pernak kita bayangkan mempunyai hubungan dengannya. Kita pun merasa bahwa setiap sisi kehidupan kita memerlukan sikap ihsan.

Bagi seorang politikus harus tercermin sikap ihsan dalam mengambil kebijakan sehingga harapan masyarakat atau rakyat tercapai dalam menikmati kehidupan yang aman,adil,dan sejahtra.

Sebagai contoh bahwa perceraian adalah perkara yang sangat dibenci oleh Allah namun tetap ada ihsan dalam bercerai. Subhanallah dalam bercerai saja masih ada ihsan
Bagaimana dengan orang yang mengurus urusan rakyat atau negara? Maka sikap ihsan ini menjadi sangat wajib bagi orang tersebut.

Dan jangan sampai ada lagi politikus yang jauh dari sikap ihsan ini, karena akan merugikan masyarakat,bangsa dan Negara serta menimbulkan prilaku yang menyimpang dan akhirnya akan menyengsarakan rakyat banyak.

Ya Allah jadikan kami,orang-orang yang bersikap ihsan dalam segala hal. Wallahu a’lam bis showab.

Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website