Kisah Maryam Kecil




oleh: 
Moh Sofwan Abbas, MA 
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy 


إِذْ قَالَتِ امْرَأَتُ عِمْرَانَ رَبِّ إِنِّي نَذَرْتُ لَكَ مَا فِي بَطْنِي مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ # فَلَمَّا وَضَعَتْهَا قَالَتْ رَبِّ إِنِّي وَضَعْتُهَا أُنْثَى وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ وَلَيْسَ الذَّكَرُ كَالْأُنْثَى وَإِنِّي سَمَّيْتُهَا مَرْيَمَ وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ # فَتَقَبَّلَهَا رَبُّهَا بِقَبُولٍ حَسَنٍ وَأَنْبَتَهَا نَبَاتًا حَسَنًا وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ # [آل عمران: 35-37].

Makna Lafadh

Aku menazarkan. Kata “النذر” artinya adalah mewajibkan sesuatu yang aslinya tidak wajib, kalau terjadi sesuatu yang diinginkan. Seperti ayat (إِنِّي نَذَرْتُ لِلرَّحْمَنِ صَوْمًا فَلَنْ أُكَلِّمَ الْيَوْمَ إِنْسِيًّا).
نَذَرْتُ
Menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat. Kata “مُحَرَّرًا” awalnya bermakna terbebaskan. Maksudnya adalah terbebaskan dari motivasi menjadi apa-apa, hanya untuk menjadi orang yang menghamba kepada Allah swt.
مُحَرَّرًا
Karena itu terimalah. Maksudnya menerima nazar ini, sehingga isteri Imran tersebut mendapatkan apa yang diinginkannya.
فَتَقَبَّلْ
Melahirkan anaknya. Kata “الوضع” bermakna meletakkan sesuatu yang dibawa atau sesuatu yang dikandung.
وَضَعَتْهَا
Aku mohon perlindungan untuknya. Kata “العوذ” bermakna mencari perlindungan dan suaka kepada pihak lain. Kata “العوذة” bermakna jimat yang dikenal orang untuk perlindungan.
أُعِيذُهَا
Mendidiknya dengan pendidikan yang baik. Kata “النبات” awalnya bermakna tumbuh; dari kecil menjadi besar; dari sedikit menjadi banyak.
وَأَنْبَتَهَا
Allah menjadikan (Zakaria) pemeliharanya. Kata “الكفالة” awalnya bermakna jaminan. Jadi nabi Zakaria ra. diperintahkan untuk menjamin Maryam dalam makan-minum, keamanan, pendidikan, dan sebagainya.
وَكَفَّلَهَا
Mihrab. Kata “الحرب” bermakna perang. Menurut beberapa ulama, tempat ibadah disebut “الْمِحْرَابَ” karena menjadi medan perang antara diri kita melawan setan dan hawa nafsu.
الْمِحْرَابَ

Tafsir dan Pelajaran yang Dipetik

1.      Ayat ke-35: Allah swt. memilih isteri Imran untuk sejajar dengan para nabi lain yang dipilih untuk membawa risalah. Seorang manusia dipilih Allah swt. artinya dia akan menjadi yang terbaik di antara orang lain. Beliau dipilih karena mempersembahkan anaknya untuk jalan Allah swt., dan dari beliaulah akan lahir seorang nabi, yaitu nabi Isa as.
a.       Banyak riwayat mengatakan bahwa Imran termasuk salah seorang keturunan nabi Ibrahim as. Oleh karena itu, disebutkan “آل إبراهيم” atau keluarga nabi Ibrahim as. adalah keluarga pilihan. Termasuk di dalamnya Imran dan keluarganya.
b.      Walaupun seluruh keluarganya adalah pilihan, namun pilihan tersebut berdasarkan keimanan mereka. Seperti disebutkan (قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ) [Al-Baqarah: 124].
c.       Seorang wanita yang telah lama menunggu datangnya buah hati, namun dia bernazar akan mempersembahkan buah hatinya ketika hampir datang. Pastilah hati wanita tersebut sangat kuat keimanannya.
d.      Kata “محررا” menunjukkan bahwa beliau sangat ikhlas mempersembahkan anaknya. Kata “محررا” artinya bebas. Bebas dari motivasi selain ridha Allah swt. Hal ini juga menunjukkan bahwa orang yang ikhlas akan merasakan sebuah kebebasan yang tiada tara. Segala sesuatu dilakukan hanya untuk Allah swt., bukan untuk siapa-siapa.
e.       Walaupun sudah mempersembahkan sesuatu yang tidak ternilai harganya, beliau masih berdoa “فَتَقَبَّلْ مِنِّي” artinya “maka terimalah persembahan dariku” seakan-akan beliau memberikan sesuatu yang tidak bernilai, padahal yang dipersembahkan adalah anaknya. Ini menunjukkan sifat ash-shidqu . Beliau tidak merasa telah memberi banyak.
f.       Sesuatu yang dipersembahkan kepada Allah swt. tentulah harus baik. Hal ini menunjukkan bahwa beliau juga merawat, memelihara, dan mendidik anaknya dengan baik.
2.      Ayat ke-36: Beliau berharap anak yang terlahir adalah laki-laki. Walaupun merasa kecewa ketika terlahir perempuan, namun beliau tetap ridha menerima takdir ini. Beliau kemudian memberi nama Maryam, dan berdoa agar dia dan keturunannya mendapatkan perlindungan dari Allah swt.
a.       Mengharap anak laki-laki agar lebih optimal dalam ber-khidmah di jalan Allah swt. Apalagi saat itu, yang lumrah ber-khidmah di tempat ibadah adalah anak laki-laki.
b.      Kalimat “وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا وَضَعَتْ” menunjukkan bahwa beliau menerima takdir Allah swt. dengan meyakini bahwa semua itu adalah berdasarkan ilmu Allah swt. Karena laki-laki tentu berbeda dengan perempuan. Entah kebaikan apa yang tersembunyi di balik lahirnya anak perempuan dan bukan laki-laki. Hal ini terbukti bahwa Maryam akan menjadi wanita yang terkenal menjaga kesuciannya; dari beliau akan lahir seorang nabi, yaitu nabi Isa as.
c.       Beliau yakin dengan perlindungan dari Allah swt. Bahwa Allah swt. akan melindungi Maryam, seorang anak perempuan yang berpisah dengan keluarganya. Hal itu terwujud dalam doa “وَإِنِّي أُعِيذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ”. Lalu hal yang paling berbahaya dan harus disikapi dengan hati-hati adalah bahaya setan. Karena kerusakan dunia dan agama bisa berawal dari bahaya setan.
3.      Ayat ke-37: Amal kebaikan dan niat ikhlas dibalas Allah swt. dengan kebaikan yang sangat banyak.
a.       Allah swt, menerima persembahan ini. Hal ini menunjukkan bahwa persembahan beliau dinilai telah ikhlas dan akan membuahkan pahala di akhirat. Tidak disebutkan pahala mempersembahkan anak seperti apa, namun kita bisa membandingkan bahwa bersedekah dengan sesuatu yang sedikit saja berpahala sangat banyak, apalagi bersedekah dengan seorang anak.
b.      Allah swt. mempertumbuhkan Maryam dengan pertumbuhan yang sangat baik. Pertumbuhan yang baik dari segi jasmani maupun ruhani. Pertumbuhan yang baik ini adalah bentuk persiapan Maryam menghadapi banyak hal besar di kemudian hari:
-          Maryam disiapkan untuk menjadi single parent Nabi Isa as.
-          Maryam disiapkan untuk menerima tiupan ruh dari Allah swt. untuk kemudian mengandung Nabi Isa as. Ini bukan hal yang biasa terjadi pada manusia, apalagi disebutkan bahwa beliau juga bertemu dengan malaikat untuk hal tersebut.
-          Maryam disiapkan untuk menghadapi cercaan orang-orang Yahudi bahwa dirinya adalah seorang pezina.
c.       Allah swt. menunjuk nabi Zakaria as. untuk meng-kafil Maryam. Demikianlah hukum Allah swt.; karena isteri Imran bertawakkal kepada Allah swt. maka Allah swt. menunjuk seseorang untuk menjadi kafil Maryam, dan kafil itu seorang nabi, bukan orang sembarangan.
-          Disebutkan bahwa banyak orang berebutan untuk menjadi kafil hingga perlu diadakan undian untuk menentukannya. Semua orang mencintai Maryam.
-          Kalau orangtua shalih dan bertawakkal, Allah swt. akan menuntun hamba-Nya untuk menolongnya. Seperti terdapat dalam surat Al-Kahfi (وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ) [Al-Kahfi: 82].
d.      Allah swt. memberikan rezeki yang banyak kepada Maryam. Hal tersebut terdapat dalam ayat “كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا”. Hal itu terjadi setiapkali Nabi Zakaria ra. datang. Selain sering, rezeki tersebut juga memancing kekaguman dan keheranan seorang nabi.
-          Banyak riwayat yang menjelaskan apa rezeki tersebut, tapi Al-Qur’an tidak menerangkannya.
-          Rezeki itu merupakan karamah bagi Maryam. Tapi disikapi dengan sikap penuh tawadhu’, yaitu dengan berkata “هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ”. Bukan dengan membanggakannya.


Disunnahkan mendoakan orang yang mendapatkan bayi (بارك الله لك في الموهوب لك ، وشكرت الواهب ، وبلغ أشده ، ورزقت بره). Lalu orang keluarga bayi menjawab (بارك الله لك ، وبارك عليك ، وجزاك الله خيرا ، ورزقك الله مثله ، أو أجزل الله ثوابك)

Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website