oleh:
Moh Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
•
Surat Fathir: 37
وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا
أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ
نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ
فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ
“Dan
mereka berteriak di dalam neraka itu: Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami niscaya
kami akan mengerjakan amal yang saleh berlainan dengan yang telah kami kerjakan".
Dan apakah Kami tidak memanjangkan umurmu dalam masa yang cukup untuk berpikir
bagi orang yang mau berpikir, dan (apakah tidak) datang kepada kamu pemberi
peringatan? maka rasakanlah (azab Kami) dan tidak ada bagi orang-orang yang
lalim seorang spun.” [Fathir: 37]
•
Kata (يَصْطَرِخُونَ)
–
Artinya “berteriak untuk meminta tolong.” Hal itu dilakukan
dengan sangat keras, dan berulang kali seperti dipahami dari tambahan huruf (ط). Karena sebenarnya cukup dengan (يصرخون).
–
Sangat mungkin juga mereka berteriak karena kesakitan
dengan siksaan neraka yang tidak bisa mereka tahan. Seperti disebutkan dalam
ayat sebelumnya (لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا
وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا) “Mereka tidak dibinasakan
sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka azabnya. “
•
Kata (رَبَّنَا)
–
Bermakna “Tuhan kami.” Ini menunjukkan bahwa mereka sudah
beriman kepada Allah swt.
–
Mereka beriman karena sudah melihat akhirat (mati, hari
kebangkitan, hisab, surga, neraka) dengan mata kepala mereka.
–
Iman yang berguna adalah iman dengan yang ghaib lagi. (الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ) [Al-Baqarah: 3].
–
Orang kafir hanya beriman kepada yang terlihat.
–
Rasulullah saw. mengajarkan doa (اللهم َلَا تَجْعَلْ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلَا مَبْلَغَ
عِلْمِنَا) “Ya Allah, jangan jadikan dunia perhatian kami yang terbesar,
dan batas pengetahuan kami.”
•
Kata (أَخْرِجْنَا )
–
Bermakna “Keluarkanlah kami (dari neraka/akhirat).”
–
Mereka menyesal tidak bisa memanfaatkan dunia sebagai
ladang mencari pahala (فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ
وَلَا نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ)
[Al-An’am: 27].
–
Rasulullah saw. bersabda (أن
الدنيا دار بلاء ثم دار فناء ، وليعلم أن دار الآخرة دار جزاء ثم دار بقاء)
“Bahwa dunia adalah tempat ujian yang akan sirna; bahwa akhirat adalah tempat
pembalasan yang kekal.” [HR. Ibnu Abi Hatim].
–
Orang kafir disiksa karena mereka TERLAMBAT, dan
MENUNDA keimanan hingga ke akhirat. Dalam ayat lain disebutkan (رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ
وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ) [Ibrahim: 44].
–
Permintaan mereka tentu ditolak Allah swt.
•
Allah swt. mengetahui bahwa kalaupun dikembalikan ke
dunia, mereka akan kembali kafir (وَلَوْ رُدُّوا
لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ .وَقَالُوا إِنْ هِيَ
إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ) [Al-An’am: 28-29].
•
Orang yang sudah meninggal tidak mungkin dikembalikan ke
dunia.
–
Kematian saja tidak bisa ditunda (فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلَا
يَسْتَقْدِمُونَ) [Al-A’raf: 34].
–
Keluar dari surga saja tidak boleh, apalagi keluar dari
neraka. (يا رب نريد أن ترد أرواحنا في أجسادنا حتى نقتل
في سبيلك مرة أخرى) [HR. Muslim]. Para syuhada di surga minta
dihidupkan lagi agar bisa berjuang lagi.
Allah swt. tidak mengabulkan.
•
Kata-kata (أَوَلَمْ
نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ)
–
(نُعَمِّرْكُمْ)
artinya “Kami sudah memanjangkan umur kalian”. (يَتَذَكَّرُ)
artnya “Berpikir, mengambil pelajaran, teringat, tersadar.”
–
Kesempatan yang telah diberikan Allah swt. telah cukup
bagi manusia untuk berpikir, tersadar, dan beriman kepada Allah swt.
•
Tanda-tanda kekuasaan Allah swt. sangat banyak. Dalam
diri manusia, penciptaan alam semesta, jalannya kehidupan, dsb).
•
Manusia diberi akal untuk mencerna tanda-tanda tersebut
sehingga beriman.
•
Manusia sering diingatkan dengan akhirat (terkena
musibah, sakit, melihat kematian, dsb).
–
Mereka lalai dengan kehidupan akhirat (أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ. حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ
تَعْلَمُونَ) [At-Takatsur: 1-3].
–
Mereka termasuk orang-orang yang merugi (وَالْعَصْرِ . إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ)
[Al-’Ashr: 1-2].
–
Manusia diperintahkan berlomba dalam kebaikan. Berlomba
dengan datangnya:
•
Masa tua
•
Masa sibuk
•
Masa sakit
•
Masa miskin
•
Masa mati
–
Bagaimana mengetahui begitu pentingnya waktu?
•
1 tahun: tanyalah kepada seorang murid yang gagal ujian
sekolah
•
1 bulan: tanyalah kepada seorang ibu yang melahirkan
bayinya di bulan ke-8
•
1 pekan: tanyalah kepada seorang pemred koran mingguan
•
1 hari: tanyalah kepada buruh harian yang menanggung 10
anak.
•
1 jam: tanyalah kepada pengantin pada malam sebelum
menikah.
•
1 menit: tanyalah kepada calon penumpang yang ketinggalan
kereta.
•
1 detik: tanyalah kepada orang yang baru selamat dari
kecelakaan hebat yang bisa merenggut nyawanya.
•
Kata (فَذُوقُوا)
–
Artinya “maka rasakanlah.” Kata (الذوق) bisa bermakna mencicipi, yaitu merasakan sesuatu dengan teliti
sehingga akan terasa kurang dan lebihnya bumbu. Siksaan di akhirat akan
dirasakan dengan detil rasa sakitnya oleh orang-orang kafir.
–
Kulit sebagai indera perasa juga selalu dijaga fungsinya
(إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ
نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا
لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ) [An-Nisa’: 56].
Download