Dakwah,
sebuah kalimat yang sering kita dengar, dan dakwah itu ada dimanapun kita
berada. Adanya kita di dalam dakwah ataupun tidak adanya kita di dalamnya, maka
dakwah itu akan tetap berjalan dan berputar, seperti perputaran bumi pada
porosnya, ataupun perputaran matahari terhadap bumi.
Kata
dakwah ini mempunyai arti atau makna yang sangat banyak, diantara makna dakwah
itu seperti yang diungkapkan Syeikh ‘Ala Mahfud , dakwah adalah mengajak atau
mengarahkan manusia kepada petunjuk yang benar, memerintahkan kepada kebaikan
dan melarang atau mencegah kejelekan (hal-hal terlarang), untuk menuju sebuah
kemenangan yang ada di depan mata ataupun kemenangan sesungguhnya (surga Allah
SWT). Inti daripada dakwah itu sendiri, adalah mengajak menusia untuk beriman
kepada Allah, dan ketaatan kepada Allah semata dengan segala perbuatan yang
telah diperintahkan dan meninggalkan apa saja yang dilarang.
Di
dalam dakwah Islam,
tentu dan sudah pasti ada kelebihan dan kekhususan. Karena dakwah Islam ini berbeda dengan
dakwah-dakwah sebelum Islam
yang dibawa oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad SAW.
Dakwah
Nabi Daud as, Nabi Musa as, Nabi Isa as, Nabi Nuh as, dan nabi-nabi lainnya
terputus atau terhenti dengan meninggalnya nabi-nabi tersebut. Tetapi berbeda dengan dakwah Islam yang
dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dimana risalah Islam tidak akan pernah terputus
sampai hari pembalasan.
Adapun
penyebab mengapa dakwah Islam ini senantiasa bertahan dan tetap terjaga, maka
akan kita dapatkan penjelasannya di bawah ini:
1. Globalitas dakwah Islam.
Sebelum
kita sampaikan dalil dari Al Quran dan sunnah serta dalil secara akal yang
menunjukkan ke-universalan dakwah Islam, kita jelaskan terlebih dahulu bahwa dakwah
ini dari segi mashdar (sumber-sumber), dakwah adalah sesuatu yang
disyariatkan oleh Allah SWT seperti yang dijelaskan oleh Al Quran di dalam
ayat-ayat yang begitu banyak dan dari hadits-hadits yang jelas.
·
Dalil
dari Al Quran
Dakwah ini
adalah perintah dari Allah secara langsung,
ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَا إِلَهَ
إِلَّا هُوَ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ فَاعْبُدُوهُ
Itulah
Allah, Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, pencipta segala sesuatu, maka
sembahlah Dia (Qs: Al An’am 102)
Dan segala sesuatu yang tercipta di bumi ini, adalah ciptaan Allah
semata. Tidak ada seseorang pun yang bisa menciptakan alam ini kecuali Allah
SWT. Dan Allah memerintahkan kita untuk senantiasa beribadah kepada Allah.
Allah SWT berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ
الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai
manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang sebelum
kamu, agar kamu bertakwa.(Q.S.Al
Baqarah : 21 )
Dari ayat di atas telah jelas bahwa dakwah Islam adalah dakwah
ketuhanan (rabbaniyah) karena perintah ini berasal dari Allah SWT.
Kita telah mengetahui bahwa Allah SWT menginginkan dakwah Islam
secara umum, tidak melihat menusia dari sisi manapun, asal, suku, warna kulit,
dsb.
·
Dalil dari Assunnah
عن جابر بن عبد الله أن
النبي صلى الله عليه وسلم قال: ........ "كان النبي يُبعث إلى قومه خاصة و
بُعثت إلى الناس عامة” رواه الدارمي
Artinya
: Dari Jabir bin Abdullah bahwasanya Rasulullah saw. Bersabda : Dulu nabi itu
diutus kepada(untuk) kaumnya saja,dan aku diutus kepada (untuk ) semua manusia.
·
Dalil Aqli (Secara nalar akal)
-Keteraturannya dalam adab tata karama dan tarbiyah (pendidikan)
-asas yang digunakan diambil dari aspek ekonomi, social, dan politik.
Kita sebagai umat muslim, harus bias
mengambil pelajaran dari tauladan kita Rasulullah SAW dalam semua aspek dan semua
tindakan yang beliau kerjakan, dalam aspek agama dan dunia.
2.
As Syumuuliyah (kesempurnaan/komperhensif)
Hadits yang menjelaskan tentang kesempurnaan Islam adalah hadits yang
berbicara tentang Islam itu sendiri dalam aqidah, syariah, dari segi jasad dan ruhani.
Pembelajaran secara terperinci dalam pelajaran kesempurnaan Islam adalah:
·
Aturan-aturan untuk seluruh aspek kehidupan dan perilaku
manusia.
·
Sifat yang hakiki yang tertancap kuat untuk Islam.
·
Tidak ada pengecualian dan pengkhususan dalam Islam dan
itu adalah kesempurnaan yang nyata di
dalam makna syumuul.
·
Berbeda dengan aturan-aturan yang dibuat manusia.
Bahwa kesempurnaan Islam dan dakwah Islam itu
sendiri, secara detail dan terperinci telah dijelaskan oleh Allah dalam kitab
Al Quran, dan Rasulullah dalam Assunnah.
3.
Rabbaaniyah (prinsipketuhanan)
Prinsip ketuhanan dakwah Islam merujuk kepada
wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Rasulullah SAW, dan wahyu ini sangat
popular di kalangan muslimin dengan nama Al Quran.
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا
عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى
“dan
demikianlah Kami wahyukan Al Quran kepadamu dalam bahasa Arab, agar engkau
member peringatan kepada penduduk ibukota (Mekah)”(Q.S.Asyuro 7 )
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Dan bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan
Al Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai peunjuk
itu dan pembeda antara yang benar dan yang batil).”(Q.S.Al Baqarah 185 )
Dari beberapa ayat di atas menjelaskan bahwasanya Al
Quran diturunkan oleh Allah SWT kepada Rasulullah SAW, danjuga sebagai sumber utama
dakwah Islam yang pertama, dan dengan ini sangat jelas bahwa dakwah Islam menggunakan
prinsip ketuhanan bukan meggunakan prinsip yang datangnya dari manusia.
Pernyataan Dr.Abdul Karim Azaidaan bahwa segala sifat-sifat
pencipta akan tampak pada sesuatu yang diciptakannya. Allah SWT, mempunyai kesempurnaan
yang mutlak dari segi apapun. Ini sangat berbeda dengan apa yang diciptakan oleh
manusia yang tentu banyak kekurangan.
Cukuplah dengan contoh yang dibawa oleh Islam,
bahwasanya Islam dating dimulai dengan persamaan diantara manusia di dalam semua
hak yang diperoleh, dengan perbedaan di depan hokum pidana yang membedakan manusia
dari berbagai sisi, dan Islam menyeimbangkan berdasarkan asas ketaqwaan dan amal
shalih.
Seperti apa yang diungkapkan Rasululah SAW kepada puteri
tercintanya Fathimah,
وقال صلى الله عليه وسلم : لو أن
فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها
“Rasulullah SAW bersabda:
Jikalau Fathimah binti Muhammad mencuri, maka saya tidak segan memotong tangannya.”
4.
Bimbingan terhadap realitas manusia
Jika kita lihat realitas manusia dan aturan-aturannya
yang didatangkan oleh Islam, kita dapatkan bahwa sesungguhnya Islam berpadu dengan
realitas manusia dan memberikan solusi bagi fitrah manusia.
Bahwa aturan-aturan ini mengatur segala aspek manusia dari
setiap sisi dengan penuh keadilan dan keserasian antara jasad dan ruhani. Untukitu,
Islam adalah satu-satunya aturan yang diterapkan dan diaplikasikan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Al Quran sangat mudah untuk mengningatkan kita kepada Allah dan kebaikan,
dan aqidah memudahkan kita untuk memahami, seperti kemudahan syariat Islam dalam
penerapan dan aplikasi, dan tidak ada di dalamnya pemberatan-pemberatan kepada manusia.
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya”.(Q.S.Al Baqarah 286 )
Sepeerti yang telah disyariatkan di dalam Islam dengan
adanya keringanan-keringanan seperti diperbolehkannya tayamum jika seorang takut
terhadap air ketika digunakan untuk berwudhu (orang sakit yang penyakitnya tidak
boleh terkena air sedikitpun), dan lain sebagainya.
Dan inilah aturan-aturan yang benar yang dibuat oleh Islam
untuk membimbing dan mengayomi manusia dalam kemudahan dan keringanan tanpa memberatkan
sedikitpun.
5. Menghormati akal dan pengayoman terhadap kebebasan.
Seperti akal manusia yang bersih dan jernih ketika mengadapi
cobaan dan ujian, seperti Al Quran yang menyinari dan bercahaya, dan akal ketika
selaras dengan syariat seperti cahaya di atas cahaya. Tidaklah kita berlabih-lebihan
dengan akal di atas syariah, dan tidak pula kita menggunakan syariat tanpa berfikir
dengan akal yang jernih.
Ketika akal fikiran yang jernih ketika saling membantu
dan mengisi satu sama lain, dalam mencari ilmu, maka ibarat cahaya di atas cahaya. Dr.Yusuf Qardawi mengungkapkan bahwa, tidak akan
kita dapatkan agama yang menyerukan kita untuk menggunakan fikiran dan akal,
seperti Islam yang menganggap pemikiran dengan akal yang bersih,jernih,dan benar
adalah kewajiban dalam beribadah.
إِنَّ
فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ** الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ
رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Sesunggunya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian
siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah
bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah samba
berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi seraya berkata “YaTuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua
ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka. (Q.S.Al Imran 190
- 191)
Ayat ini menjelaskan kepada kita bahwa berfikir tentang
keagungan ciptaan Allah adalah ibadah, dan jalan untuk mengetahui kekuasaan
Allah di dalam ciptaan-Nya.
·
Dalil dari As-Sunnah
·
عن
أبي ذررضي الله عنه قال قال صلى الله عليه و
سلم: تفكروا في خلق الله ولا تفكروا في الله فتهلكوا- (رواه أبو الشيخ)
Dari Abi Dzar, Rasulullah SAW bersabda: Berfikirlah kalian
terhadap ciptaan Allah, dan jangan berfikir terhadap Allah, maka kalian akan hancur
(tidak sanggup).
·
عن
ابن عباس قال قال
صلى الله عليه وسلم: تفكروا في الخلق ولا تفكروا في الخالق فإنكم لا تقدرون قدره-
(رواه أبو الشيخ)
Dari Abu Dzar, Rasulullah SAW bersabda: Berfikirlah
kalian terhadap ciptaan
Allah SWT, dan janganlah
kalian berfikir terhadap yang menciptakan (Allah) karena kalian tidak mampu memikirkan
kekuasaan-Nya.
Oleh: Faris Fathinul Fikri (MahasiswaMa’had Aly
An-Nu’aimy)
Email: fathiin.8@gmail.com
085740921929