Keutamaan Taubat dan Orang-orang
yang Bertaubat dalam al Qur'an
yang Bertaubat dalam al Qur'an
Oleh : Dr.Yusuf Al Qaradhawi
Tentang dorongan dan anjuran untuk bertobat, Al Qur'an berbicara:
"Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al Baqarah: 222).
Maka derajat apa yang lebih tinggi dari pada mendapatkan kasih sayang
Rabb semesta alam.
Dalam menceritakan tentang ibadurrahman yang Allah SWT berikan kemuliaan
dengan menisbahkan mereka kepada-Nya, serta menjanjikan bagi mereka surga, di
dalamnya mereka mendapatkan ucapan selamat dan mereka kekal di sana, serta
mendapatkan tempat yang baik. Firman Allah SWT:
"Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah
dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan
(alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan demikian
itu, niscaya dia mendapat (pembalasan)dosa(nya)." (QS. Al Furqaan:
68-70.).
Keutamaan apalagi yang lebih besar dari pada orang yang bertaubat itu
mendapatkan ampunan dari Allah SWT , hingga keburukan mereka digantikan dengan
kebaikan?
Dan dalam penjelasan tentang keluasan ampunan Allah SWT dan rahmat-Nya
bagi orang-orang yang bertaubat. Allah SWT berfirman:
"Katakanlah: "Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap
diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini membukakan pintu dengan seluas-luasnya bagi seluruh orang yang
berdosa dan melakuan kesalahan. Meskipun dosa mereka telah mencapai ujung
langit sekalipun. Seperti sabda Rasulullah Saw:
"Jika kalian melakukan kesalahan-kesalahan (dosa) hingga kesalahan
kalian itu sampai ke langit, kemudian kalian bertaubat, niscaya Allah SWT akan
memberikan taubat kepada kalian." (Hadist diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dari Abi Hurairah, dan ia menghukumkannya sebagai hadits hasan dalam kitab
sahih Jami' Shagir - 5235)
Di antara keutamaan orang-orang yang bertaubat adalah: Allah SWT
menugaskan para malaikat muqarrabin untuk beristighfar bagi mereka serta
berdo'a kepada Allah SWT agar Allah SWT menyelamatkan mereka dari azab neraka.
Serta memasukkan mereka ke dalam surga. Dan menyelamatkan mereka dari
keburukan. Mereka memikirkan urusan mereka di dunia, sedangkan para malaikat
sibuk dengan mereka di langit. Allah SWT berfirman:
"(Malaikat-malaikat) yang memikul 'arsy dan malaikat yang berada di
sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta
memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): "Ya
Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah
ampunan kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan
peliharalah mereka dari siksaan neraka yang bernyala-nyala, ya Tuhan kami, dan
masukkanlah mereka kedalam surga 'Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka
dan orang-orang yang saleh di antara bapak -bapak mereka, dan istri-istri
mereka, dan keturunan mereka semua. Sesungguhnya Engkaulah Yang maha Perkasa
lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan
orang-orang yang Engkau pelihara dari(pembalasan?)kejahatan pada hari itu maka
sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yg
besar." (QS.Ghaafir: 7-9).
Terdapat banyak ayat dalam Al Qur'an yang mengabarkan akan diterimanya
taubat orang-orang yang melakukan taubat jika taubat mereka tulus, dengan
banyak redaksi. Dengan berdalil pada kemurahan karunia Allah SWT, ampunan dan
rahmat-Nya, yang tidak merasa sempit dengan perbuatan orang yang melakukan
maksiat, meskipun kemaksiatan mereka telah demikian besar.
Seperti dalam firman Allah SWT:
"Tidakkah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari
hamba-hambaNya dan menerima zakat, dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat
lagi Maha Penyayang? ." (QS. At-Taubah: 104)
"Dan Dialah Yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan memaafkan
kesalahan-kesalahan." (QS. Asy-Syuuraa: 25)
Dan dalam menyipati Dzat Allah SWT: "Yang mengampuni dosa dan
menerima taubat." (QS. Ghaafir: 3)
Terutama orang yang bertaubat dan melakukan perbaikan. Atau dengan kata
lain, orang yang bertaubat dan melakukan amal yang saleh. Seperti dalam firman
Allah SWT dalam masalah pria dan wanita yang mencuri:
"Maka barangsiapa yang bertaubat (di antara pencuri-pencuri itu)
sesudah melakukan kejahatan itu, dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah
menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Al Maaidah: 39)
"Tuhanmu telah menetapkan atas diriNya kasih sayang, (yaitu)
bahwasanya barangsiapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran
kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya, dan mengadakan
perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
Al An'aam: 54)
"Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang
mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat setelah
itu, dan memperbaiki ( dirinya) sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang." (QS. An-Nahl: 119)
Puja-puji terhadap Allah SWT dengan nama-Nya "at-Tawwab" (Maha
Penerima Taubat) terdapat dalam al Quran sebanyak sebelas tempat. Seperti dalam
do'a Ibrahim dan Isma'il a.s.:
"Dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha
penerima taubat lagi Maha Penyayang." (QS. Al Baqarah: 128).
Juga seperti dalan sabda Nabi Musa kepada Bani Israil setelah mereka
menyembah anak sapi:
"Maka bertaubatlah kepada Tuhan Yang menjadikan kamu, dan bunuhlah
dirimu. Hal itu adalah lebih baik bagimu, pada sisi Tuhan Yang menjadikan kamu,
maka Allah akan menerima taubatmu. Sesungguhnya Dialah yang Maha Penerima
taubat dan Maha Penyayang ." (QS. Al Baqarah: 54)
Allah SWT berfirman kepada Rasul-Nya:
"Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang
kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohon ampun untuk
mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang. (QS. An-Nisa: 64)
Pustaka Islami
Diambil dari: at
Taubat Ila Allah - Penerjemah: Abdul Hayyie al Kattani