Oleh:
Achmad Husaen Sastra Negara
Mahasiswa Mahad Aly An-Nuaimy Angkatan ke-4
Asal Jawa Tengah
Allah berfirman: “dan tidaklah kami ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Adz-dzariyat:56).
Dengan
jelas ayat tersebut menyebutkan tujuan dari penciptaan jin dan manusia
adalah beribadah. Tapi pertanyaanya adalah, kalau tujuan penciptaan
manusia untuk beribadah kepada Allah, kenapa manusia bermaksiat? Dan
kenapa manusia cenderung kepada selain jalan Allah?
Ibn Qoyyim
mengatakan bahwa sebab-sebab seseorang bermaksiat –baik yang besar
maupun yang kecil- adalah ta’aluqul qolbi lighoirillah (terpautnya hati
kepada selain Allah), al quwwah al ghodhobiyah (kemarah), dan al quwwah
asy syahawiyah (syahwat). Terpautnya hati kepada selain Allah akan
mendorong manusia untuk berbuat syirik, sedangkan ujung dari kemarahan
adalah kecenderungan untuk menghilangkan nyawa seseorang, dan syahwat
akan menyeret manusia kepada perbuatan zina.
Oleh karena itu
Allah merangkai tiga dosa itu dalam sebuah ayat-Nya yang juga
menggambarkan ciri-ciri dari ibadurrahman “dan orang-orang yang tidak
mempersekutukan Allah dengan sesembahan lain dan tidak membunuh orang
yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina…” (Al Furqon:68).
Manusia tidaklah ma’shum dari
kesalahan, oleh karena itu tidaklah pantas bagi seorang muslim ketika
melihat saudaranya bermaksiat lantas mengatakan “ya Allah laknatlah dia,
adzablah dia” akan tetapi mintalah kepada Allah untuk memberikan
hidayah kepadanya. Karena selama hayat masih dikandung badan pintu
taubat masih terbuka untuknya.
Pintu taubat masih akan terus
terbuka, dan jagalah diri kita untuk berusaha agar tidak melakukan
kemaksiatan sekecil apapun. Karena yang kecil akan mengantarkan kepada
yang besar.
Abu Hurairah ketika ditanya tentang taqwa ia menjawab
“Apakah kamu pernah melalui jalan yang ada durinya?” Ia menjawab :
“ya”. Lantas Abu Hurairah bertanya: “ apa yang kamu lakukan?” ia
menjawab: “aku singkirkan duri-duri itu agar aku bisa lewat dan tidak
terluka” Abu Hurairah berkata: “ begitulah taqwa, engkau jauhkan dirimu
dari maksiat agar tidak terkena adzab Allah”.
Abdullah bin Umar
seperti dinukil oleh Ibnu Katsir dengan tegas menyatakan bahwa Utsman
bin Affan termasuk sahabat yang paling banyak bacaan Alquran dan sholat
malamnya. Sampai Abu Ubaidah meriwayatkan bahwa Utsman terkadang
mengkhatamkan bacaan Alquran dalam satu rakaat dari qiyamul lailnya.
Sungguh
satu tingkat kewaspadaan hamba Allah yang tertinggi bahwa ia senantiasa
khawatir dan cemas akan murka dan ancaman azab Allah dengan terus
meningkatkan kualitas dan kuantitas pengabdian kepadaNya, sehingga tidak
terlintas dibenaknya untuk bermaksiat kepada Allah.
Sikap yang
harus dilakukan oleh seorang muslim adalah waspada dan mawas diri dari
segala bentuk kemaksiatan agar terhindar dari murka dan azab Allah.
serta waspada dan berhati-hati terhadap musuh, baik musuh yang nyata
maupun musuh yang tidak nyata. Wallahu a’lam