Oleh:
Achmad Husaen Sastra Negara
Mahasiswa Mahad Aly An-Nuaimy Angkatan ke-4
Asal Jawa Tengah
Dalam susunan mushaf, kita jumpai satu surat yang berbicara tentang mulkiyyah (kepemilikan) Allah SWT. Surat al-Mulk adalah surat ke-67 dari 114 surat dalam susunan mushaf. Pada ayat pertama di awal juz 29 ini, dapat kita jumpai bahwa surat ini menekankan aspek mulkiyyah Allah sebagai salah satu bentuk dari aplikasi dan cerminan tauhid seorang hamba kepada Rabb-nya. Tauhid juga merupakan perwujudan kekuasaan dan kepemilikan Allah yang mutlak dan absolut .Oleh karenanya banyak kita jumpai hadits-hadits Nabi yang berbicara tentang fadha’il (keutamaan) surat al-Mulk ini.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud ra, Rasulullah SAW bersabda: “ Diantara surat-surat al-Qur’an, terdapat satu surat yang bilangan ayatnya 30 yang bisa memberi syafa’at kepada seorang hamba hingga ia mendapatkan ampunan Allah”.
Dalam konteks bahasa al-Mulkiyyah terbentuk dari kata al-mulk (malaka-yamliku) dan sangat erat dengan bentukan al-milkiyyah. Bahwa hanya yang memiliki kekuasaan yang mutlak dan yang layak untuk mempunyai kepemilikan yang mutlak.
Secara garis besar Prof. Dr. Mutawalli Asy-Sya’rawi dalam tafsirnya mengelompokkan sifat-sifat Allah dalam 2 katagori. Pertama sifat Jalilah,yaitu sifat yang menunjukkan keMaha Perkasaan-Nya, kedahsyatan adzab-Nya, dan lain sebagainya yang mana dengan sifat ini Allah menunjukkan keMaha kuasaan-Nya terhadap segala sesuatu yang terjadi di alam ini. Dan dengan adanya sifat ini juga dapat menimbulkan khouf (rasa takut) seorang hamba kepada Allah, ini akan dapat membuatnya berfikir dua kali ketika terlintas di benaknya untuk melakukan kemaksiatan.
Kedua,sifat Jamilah yaitu sifat yang menampilkan Allah dalam sifat-Nya yang menunjukkan keMaha lembutan-Nya, keMaha pengampun-Nya, keluasan rahmat-Nya dan sebagainya. Sifat-sifat inilah yang diharapkan oleh seorang hamba agar senantiasa tampil di hadapan-Nya karena, sifat ini akan melahirkan rasa roja’ (mengarap) yang penuh akan menerima anugrah dan karunia Allah.
Dan keterpaduan antara kedua sifat inilah (seimbang dan porposional) yang akan mejadikan seorang hamba berprasangka baik terhadap segala sesuatu yang Allah tentukan. Oleh karenanya Nabi SAW bersabda: “Sungguh menakjubkan! Terhadap segala perbuatan muslim. Seluruh sikap dan pebuatannya baik. Jika mendapat nikmat ia bersyukur dan menakala ia mendapat musibah ia bersabar. Dan semua itu adalah baik bagi dirinya”.
Dalam konteks tafsirul Qur’an bil Qur’an kita dapati dua ayat dalam surat Ali Imron mentafsirkan ayat pertama dari surat al-Mulk ini, Allah berfirman: “ Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)".(QS: Ali Imron: 26-27).
Allah menggunakan shighoh amr (kata perintah) yang mengisyaratkan kepada suatu penegasan agar kita meyakini segala kekuasaan itu milik Allah secara mutlak. Redaksi ayat ini juga dalam bentuk do’a yang mengajarkan kepada kita untuk senantiasa mengharap dan memohon kekuasaan hanya kepada Allah.
Kita bisa memahami munasabah (hubungan) antara ayat pertama dan kedua surat al-Mulk ini bahwa dengan memahami konsep mulkiyyah Allah dengan benar akan melahirkan ihsan (profesionalisme) dalam beramal yang dituntut oleh Allah.
Dalam ayat yang kedua ini Allah mengisyaratkan kepada kita bahwa ihsan dalam beramal itu lebih ditekankan oleh Allah dari pada iktsar (banyak) dalam beramal. Itu artinya bahwa ‘The quality of action’ (kualitas pekerjaan) lebih ditekankan daripada ‘the quantity of action’ (kuantitas pekerjaan).
Maka, untuk menjadi orang yang sukses dalam kehidupan ini kita harus memiliki ‘the best achievement’ (prestasi yang baik).