nuaimy
tentang nuaimy
Latest Post

RUKUN ISLAM bag.6


RUKUN ISLAM
Bag.6/habis

Rukun ke-lima
“Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.” Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah (Mekkah) sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
“…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali-Imron:97)
Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :

Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di satu tempat.
Pada saat haji semua manusia  mengenakan satu jenis pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin dapat berta’aruf (saling kenal) dan ta’awun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama mengingat hari saat Allah membangkitkan akan membangkitkan mereka semua dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk dihisab (dihitung amalnya selama di dunia) sehingga mereka melakukan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Haji merupakan sublimasi dari keseluruhan Rukun Iman dan lambang perwujudan akhir dari Rukun Islam. Secara prinsip, haji merupakan langkah yang berpusat kepada Allah Yang Maha Esa, dimana segala tujuan tak lagi berprinsip kepada yang lain. Prinsip ini akan menghasilkan ketangguhan jiwa yang luar biasa pada diri seorang hamba yang beriman.
Secara sosial, haji merupakan simbol dari kolaborasi tertinggi yaitu pertemuan pada skala tertinggi, dimana seluruh umat Islam sedunia melaksanakan “nilai-nilai dasar” agama yang sama dengan “tujuan dasar” hidup yang sama. Inilah bentuk sinergi terdahsyat, kesamaan langkah dan gerak yang dilandasi oleh kesamaan prinsip dalam suatu organisasi massa raksasa.  Bukan hanya pada kesamaan langkah, namun juga tujuan. Ini adalah wujud ketangguhan sosial yang dahsyat, tidak hanya sinergi antara manusia dengan manusia, atau antara negara dengan negara, namun antara manusia dengan Tuhannya. Inilah kolaborasi maha dahsyat yang pernah dibuktikan kehebatannya pada abad ketujuh dan kedelapan Masehi, ketika zaman keemasan Islam berjaya. Saat itu Islam melahirkan genersi terbaik bagi seluruh umat manusia, yaitu manusia-manusia berhati emas dan bermental baja.selesai…terimakasih…

RUKUN ISLAM bag.3


RUKUN ISLAM
Bag.3 dari 6

Rukun kedua
“Menunaikan sholat lima kali sehari.” Shalat wajib lima waktu sehari semalam telah Allah syariatkan kepada manusia sebagai sarana interaksi antara hamba dengan Tuhannya dimana seorang hamba bermunajat dan berdoa hanya kepada Allah. Juga untuk menjadi sarana pencegah bagi seorang muslim dari perbuatan keji dan mungkar sehingga ia memperoleh kedamaian jiwa.  Di samping itu shalat juga terbukti sangat bermanfaat bagi kebugaran dan kesehatan anggota tubuh beserta otak dan syaraf-syarafnya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan Dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabuut:45)

Seorang muslim wajib memelihara shalat semenjak usia baligh (dewasa) hingga ia kembali kepada Rabb-nya (meninggal dunia). Ia juga wajib memerintahkannya kepada keluarga dan anak-anaknya semenjak usia tujuh tahun dalam rangka membiasakannya. Allah berfirman yang artinya: "Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An Nisa: 103).

Sholat hukumnya wajib bagi setiap muslim dalam kondisi apapun hingga pada kondisi ketakutan dan sakit. Ia tetap harus menjalankankewajiban sholat sesuai kemampuannya baik ia mampu dengan berdiri, duduk, ataupun berbaring. Bahkan hinggapun seseorang tidak mampu kecuali hanya sekedar dengan isyarat mata atau hatinya maka ia boleh sholat dengan isyarat tersebut. Rasulullah mengabarkan bahwa jika ada seseorang yang meninggalkan shalat walaupun mengaku berIslam, maka ia tidak disebut sebagai seorang muslim. Beliau bersabda : “Perjanjian antara kami dengan mereka adalah sholat. Siapa yang meninggalkannya berarti telah kafir”

Sholat wajib yang lima waktu itu adalah sholat Shubuh, sholat Dhuhur, sholat Ashar, sholat Maghrib dan sholat Isya’. Waktu sholat Shubuh dimulai dari munculnya mentari pagi di Timur dan berakhir saat terbit matahari, tidak boleh menunda sampai akhir waktunya. Waktu sholat Dhuhur dimulai dari condongnya matahari hingga segala sesuatu sepanjang bayang-bayangnya. Waktu sholat Ashar dimulai setelah habisnya waktu Dhuhur hingga matahari menguning dan tidak boleh menundanya hingga akhir waktu. Waktu Maghrib dimulai setelah terbenamnya matahari dan berakhir dengan lenyapnya senja merah dan tidak boleh ditunda hingga akhir waktunya. Sedang waktu sholat Isya’ dimulai setelah habisnya waktu maghrib hingga akhir malam dan tidak boleh ditunda setelah itu. Seandainya seorang muslim menunda-nunda sekali sholat saja dari ketentuan waktunya hingga keluar waktunya tanpa alasan yang dibenarkan syari’at di luar keinginannya maka ia telah melakukan dosa besar. Ia harus bertaubat kepada Allah dan tidak mengulangi lagi.

Manusia dalam hidup sering mengalami tekanan dan ujian. Dan dalam rutinitas serta kesibukan, pikiran seseorang seringkali terhanyut dan terdesak untuk menyelesaikan berbagai tugas yang datang silih berganti, dan pada saat yang bersamaan memikirkan langkah-langkah lain yang juga harus segera diatasi satu per satu. Shalat wajib lima kali sehari mampu menjadi sarana relaksasi dan penjernihan kembali pikiran seseorang sehingga dia menjadi peka kembali. Sebaliknya, seseorang yang jarang menyediakan sedikit waktu untuk memberikan kesempatan untuk shalat  mengakibatkan hatinya menjadi tuli, dan tidak mampu kembali bekerja dengan baik.

Shalat yang dilakukan dengan khusyu’ dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual seorang yang beriman. Makna khusyu’ adalah masuk ke dalam hati dan keluar dari pikiran,serta menyelami permasalahan hati dan menemukan sifat-sifat Ilahiyah yang berada di dasar hati untuk kemudian diangkat ke permukaan. Ucapan “Maha Suci Allah, Maha Besar Allah, dan Allah Maha Pengasih dan Penyayang” yang diucapkan dalam shalat mampu menjadi reinforcement/penguatan kembali bagi  jiwa dari sifat-sifat mulia yang sebenarnya telah ada dalam diri seorang manusia.

Dalam kecerdasan emosi, hal-hal seperti konsistensi (istiqomah), kerendahan hati (tawadlu’), berusaha dan berserah diri (tawakal), ketulusan/sincerity (keikhlasan), totalitas (kaffah), keseimbangan (tawazun), integritas dan penyempurnaan (ihsan) dijadikan tolok ukur kecerdasan emosi/EQ . Sedangkan dalam Islam, hal-hal tersebut dinamakan Akhlaqul Karimah yang telah diajarkan oleh Rasulullah seribu empat ratus tahun yang lalu, jauh sebelum konsep EQ diperkenalkan saat ini sebagai ssuatu yang lebih penting dari IQ.

Shalat yang dilakukan oleh seorang yang beriman merupakan indikasi baik atau buruknya kehidupannya.  Ketika seorang muslim menerapkan prinsip keikhlasan, ihsan, istiqomah, tawakal, dan kaffah dalam setiap shalatnya, maka hal tersebut dapat menimbulkan dampak positif dalam dirinya, yaitu terbentuknya Akhlaqul Karimah. Juga, ketika seseorang  berusaha shalat di setiap awal waktu shalat maka  hal itu akan melatih integritas dalam dirinya. Ataupun, ketika dia mendoakan saudara-saudaranya setiap selesai shalat, maka hal itu akan melatihnya untuk mencintai orang lain serta berlaku kasih sayang kepada mereka. Jadi, shalat adalah sebuah metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara terus-menerus.bersambung…

RUKUN ISLAM bag.4


RUKUN ISLAM
Bag.4 dari 6

Rukun ke-tiga
“Berpuasa pada bulan Ramadhan. “ Allah ta’ala mensyari’atkan puasa pada bulan kesembilan dari bulan hijriyah, yaitu bulan Ramadhan.  Allah berfirman yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.  Yaitu dalam beberapa hari yang tertentu. “ (Al-Baqoroh:183-184)

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, jima’ (hubungan badan), lalu bersabar dari nafsu tersebut mulai Subuh (fajar) hingga terbenamnya matahari. Dengan itu manusia menghendaki ridlo  Allah ta’ala dan beribadah kepada-Nya. Dalam puasa terdapat beberapa manfaat tak terhingga. Diantara yang terpenting:
a.       Merupakan ibadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Seorang hamba meninggalkan syahwatnya, makan dan minumnya demi Allah. Hal itu diantara sarana terbesar mencapai taqwa kepada Allah ta’ala.
b.      Adapun manfaat puasa dari sudut kesehatan, ekonomi, dan sosial adalah amat banyak. Tidak ada yang dapat mengetahuinya selain mereka yang berpuasa atas dorongan akidah dan iman.

Puasa dilakukan untuk “menahan” dalam arti yang sangat luas. Menahan diri dari belenggu ego duniawi yang tidak terkendali  dan keluar dari garis orbit atau nafsu batiniah yang tidak seimbang. Kesemuanya itu, apabila tidak diletakkan pada pusat orbit yang benar akan berakibat pada ketidakseimbangan hidup yang kemudian akan berakhir pada kegagalan dan kehancuran.
Dorongan nafsu berlebih yang tidak terkendali akan mengakibatkan hati manusia tertutup oleh titik-titik hitam. Jika titik hitam terlalu banyak, maka akan menjadikan hati menjadi berkerak dan susah menerima hidayah/petunjuk dari Allah ta’ala.

Tujuan hidup hakiki seorang manusia adalah mengabdi kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sepanjang hidup seseorang,  tak bisa dihindarkan adanya target “antara” yang bisa mengakibatkan tujuan hidup utamanya tergeserkan. Hal ini adalah ujian manusia untuk istiqomah, mengingat begitu nyata dan kasat matanya target “antara”  dibandingkan dengan target utama yang “tidak kasat mata”. Target  “antara” seharusnya hanya dijadikan “alat motivasi” untuk mencapai target utama, yaitu memperoleh ridlo Allah. Puasa yang dilakukan seseorang akan menjaganya dari pembelokan tujuaan hidup serta menjaga akhlaq seseorang agar sesuai dengan fitrah.

Peringatan Maulid Tidak Bid’ah

Peringatan Maulid Tidak Bid’ah
Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi

Syaikh Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Ketua Persatuan Ulama Internasional menyatakan bahwa anggapan merayakan maulid Nabi saw. adalah bid’ah, dan setiap bid’ah pasti sesat, dan setiap yang sesat pasti masuk neraka, tidak semuanya benar.
Beliau meluruskan, yang kita ingkari dalam hal perayaan maulid adalah ketika ada pencampuradukkan dengan kemungkaran, ketika perayaan maulid itu bercampur-aduk dengan hal-hal yang menyalahi syari’at, ketika perayaan maulid itu tidak sesuai dengan Al-Qur’an, sebagaimana praktek-praktek ini masih ada di sebagian negara Islam.
Contohnya, praktek syirik, dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.
Jika peringatan maulid itu dalam rangka mengingat kembali sejarah kehidupan Rasulullah saw., mengingat kepribadian beliau yang agung, mengingat misinya yang universal dan abadi, misi yang Allah tegaskan sebagai rahmatan lil ‘alamin.
Ketika acara maulid seperti demikian, alasan apa masih disebut dengan bid’ah?
Pernyataan beliau yang dimuat dalam media online pribadi beliau itu juga ditambahkan:
“Ketika kita berbicara tentang peristiwa maulid ini, kita sedang mengingatkan umat akan nikmat pemberian yang sangat besar, nikmat keberlangsungan risalah, nikmat kelanjutan kenabian. Dan berbicara atau membicarakan nikmat sangatlah dianjurkan oleh syariat dan sangat dibutuhkan.”
Allah swt. memerintahkan demikian kepada kita dalam banyak firman-Nya. Misalnya:
يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ جاءتكم جنود فأرسلنا عليهم ريحاً وجنوداً لم تروها وكان الله بما تعملون بصيرًا، إذ جاءوكم من فوقكم ومن أسفل منكم وإذ زاغت الأبصار وبلغت القلوب الحناجر وتظنون بالله الظنونا
“Hai orang-orang yang beriman, ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikuruniakan) kepadamu ketika datang kepadamu tentara-tentara, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan tentara yang tidak dapat kamu melihatnya. Dan adalah Allah Maha melihat akan apa yang kamu kerjakan. (Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan(mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka.” (Al-Ahzab:9-10)
Allah memerintahkan kita mengingat suatu peperangan, misalnya perang Khandaq atau perang Ahzab, di mana kafir Quraisy dan Suku Ghathfan mengepung Rasulullah saw. Dalam kondisi serba sulit ini, Allah swt. menurunkan bala bantuannya berupa angin kencang dan bantuan Malaikat.
Ingatlah peristiwa itu, ingatlah, jangan kalian lupakan itu semua.
Ini jelas menunjukkan bahwa kita diperintahkan untuk mengingat nikmat dan tidak melupakannya.
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا اذكروا نعمة الله عليكم إذ هم قوم أن يبسطوا إليكم أيديهم
فكف أيدهم عنكم واتقوا الله وعلى الله فليتوكل المؤمنون
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya.” (Al-Maidah: 11)
Ayat ini mengingatkan kita bahwa orang-orang Yahudi Bani Qainuqa’ telah besepakat untuk mengkhianati Rasulullah saw. di Madinah, mereka membuat makar, mereka membuat tipu daya, namun makar dan tipu daya Allah swt. lebih kuat dan lebih cepat dari mereka.
ويمكرون ويمكر الله والله خير الماكرين
“Mereka membuat makar, dan Allah membuat makar (juga), Dan Allah sebaik-baik pembuat makar.”
Perayaan yang demikian tidaklah bid’ah, bahkan dianjurkan.
dakwatuna.com

RUKUN ISLAM bag.5


RUKUN ISLAM
Bag.5 dari 6

Rukun ke-empat
“Mengeluarkan zakat.” Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta yang telah mencapai nisab untuk dikeluarkan zakat hartanya setiap tahun lalu diberikan kepada mustahik (golongan orang yang berhak mendapatkan hak zakat). Allah ta’ala selalu mengiringkan perintah zakat dengan perintah shalat:
“Dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'.“ (Al-Baqoroh:43)

Hendaklah semua harta yang kita miliki ketika sudah mencapai nisab dikeluarkan darinya zakat. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Rumah siap sewa dikeluarkan zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barang-barang dagangan adalah sebesar 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan zakatnya adalah 10 % dari yang diairi tanpa kesulitan. Sedangkan 5 % pada biji-bijian yang diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat penimba air. Diantara manfaat mengeluarkan zakat adalah menghibur jiwa orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta antara mereka dan orang kaya.

Manusia tidak bisa hidup sendiri, akan tapi membutuhkan lingkungan sosial yang mau menerimanya hidup berjama’ah. Zakat adalah metode pembelajaran agar seseorang memiliki kesadaran diri sebagai salah satu bagian dari lingkungan sosial yang memiliki tugas untuk menjalankan misinya dalam mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Zakat adalah wujud menolong atau membantu orang lain. Hal tersebut merupakan investasi jangka panjang dalam beraliansi dan bersinergi dengan orang lain. Zakat sebagai langkah pembuka dengan “memberi” secara konkret mampu menghasilkan nilai-nilai kepercayaan yang kemudian mengantarkan pada sebuah “investasi” keterbukaan bagi kedua belah pihak.  Keterbukaan tersebut akan terjadi apabila salah satu pihak mau mamulai untuk bersikap “memberi” kepada yang lain.

Manfaat lain dari zakat adalah mensucikan harta kita, serta Allah akan melapangkan rizki bagi seseorang yang banyak mengeluarkan harta di jalan-Nya dengan mengharap ridlo Allah. Akan tetapi zakat yang tak teriring ketulusan di dalamnya, tak akan pernah efektif dan hanya mengutungkan secara jangka pendek, bahkan tak akan memberikan manfaat apapun. Manusia melalui mata hatinya akan mampu merasakan “kebohongan integritas” tersebut. Untuk mendapatkan hasil optimal, maka prinsip zakat ini harus secara sungguh-sungguh datang dari dasar hati. Dengan prinsip “Bismillahirrahmanirrahim” integritas seseorang akan tercatat tidak hanya di hati manusia, namun juga di sisi Allah Yang Maha Mengatahui.

RUKUN ISLAM bag.2


RUKUN ISLAM
Bag.2 dari 6

Rukun Islam ada lima dan itu merupakan pilar-pilar penegak Islam. Penjelasannya dapat ditemukan dalam hadits Rasulullah yang artinya:
“Islam itu dibangun di atas lima perkara : Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, puasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.” (HR. Bukhari Muslim)
Para ‘ulama mengatakan bahwa kelima rukun Islam ini berjalan satu sama lain dan tidak bisa dipisah-pisahkan. Semuanya harus dilaksanakan secara keseluruhan. Barang siapa meninggalkannya atau meninggalkan salah satu diantaranya dengan maksud membangkang terhadap kewajibannya, maka dia telah menjadi kafir. Sedangkan orang yang meninggalkan rukun Islam selain dua kalimat syahadat tanpa maksud membangkang, maka dia adalah termasuk orang fasik yang tidak sempurna Islamnya. Adapun orang yang melaksanakan kelimanya secara keseluruhan, maka dia adalah seorang muslim yang sempurna keislamannya.
Jadi, perincian Rukun Islam adalah sebagai berikut:
 Rukun pertama
“Bersaksi tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul (utusan) Allah.” Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui setiap muslim untuk kemudian diamalkan. Adapun orang yang mengucapkan syahadat hanya secara lisan, tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka tidak akan bermanfaat sama sekali syahadatnya untuknya.
1.)  Makna "Laa ilaha Illallah"
Tidak ada Dzat yang berhak diibadahi di langit dan di bumi melainkan hanya Allah ta’ala semata. Dialah ilah (ma’bud/yang diibadahi) yang haq, sedang ilah selain-Nya adalah bathil.  Ibadah adalah segala sesuatu yang Allah cintai untuk kita lakukan. Termasuk di dalamnya amalan-amalan syar’i yang telah Allah syari’atkan untuk diakukan seorang muslim, seperti shalat, puasa, zakat. Dan juga mencakup seluruh amalan kebaikan umum lainnya seperti belajar, memasak, tidur, dan membaca buku  jika perbuatan tersebut diniatkan untuk memperoleh ridlo dari Allah ta’ala. Allah ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa hanya kepada-Nya dan mengabarkan bahwa doa itu adalah salah satu bentuk ibadah. Siapa yang beribadah kepada selain Allah maka ia termasuk penghuni neraka.

Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku (yakni berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” (Al Mukmin : 60)

Allah ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk berdo’a dan meminta pertolongan langsung kepada-Nya, tanpa perantara apapun. Tidak sah seseorang bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah melalui perantara seperti dengan cara menyembelih binatang/mempersembahkan hewan kurban/bernadzar/berdo’a selain kepada Allah ta’ala. Barangsiapa berbuat demikian, maka dia sudah menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini berarti ia telah berbuat syirik  dan tidak akan diampuni. Allah ta’ala berfirman
yang artinya:

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (An-Nisaa’: 48)

Tidak ada yang boleh dimintai bantuan, pertolongan, ataupun perlindungan kecuali Allah saja. Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Al karim yang artinya:
Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan”(Al Fatihah:5)
Bentuk syirik kepada  Allah diantaranya berdoa kepada selain Allah baik kepada orang-orang yang masih hidup yang diagungkan,  kepada penghuni kubur, ataupun kepada benda-benda mati yang dianggap mampu memberi rizki dan bala. Salah satu bentuk  menyekutukan Allah adalah melakukan thowaf di kuburan dan meminta dipenuhi hajatnya kepada kuburan. Ini merupakan bentuk peribadatan kepada selain Allah dimana pelakunya tidak lagi disebut sebagai seorang muslim walaupun mengaku muslim, mengerjakan sholat, berpuasa, dan bahkan haji ke baitullah.
2.)  Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”
Makna syahadat yang kedua ini adalah meyakini bahwa Muhammad adalah seorang Rasul (utusan) Allah kepada seluruh manusia yang membawa risalah (ajaran) dari Allah ta’ala dan tidak boleh didustakan dan tidak boleh disembah serta. Rasul diutus untuk ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya akan masuk surga dengan izin Allah ta’ala dan siapa yang mendurhakainya akan masuk neraka. Seorang muslim tidak boleh menerima satu syari’atpun yang datang bukan lewat Rasulullah. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
 “…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr:7)
“Maka demi Robbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuh hati.” (An Nisa’:65)
Dua kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang muslim paling sedikit 9 kali dalam sehari merupakan mission statement (penetapan misi) yang mampu menginspirasi dan memotivasi semangat dalam diri seorang muslim. Kalimat syahadat adalah cermin komitmen dari enam prinsip Rukun Iman. Ia merupakan kekuatan visi, yaitu memulai dengan tujuan akhir sebelum melangkah lalu meneguhkan hati untuk menetapkan tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh optimisme. Apabila keyakinan bersyahadat ini telah ditanamkan kuat-kuat dalam hati, maka keyakinan ini akan berubah bentuk menjadi sebuah kekuatan dahsyat yang mendorong setiap jiwa manusia bergerak mencapai visi dan cita-citanya.
Misi ini kemudian diikrarkan dalam bentuk syahadat, sehingga membentuk sebuah tekad dan komitmen yang bulat, perjanjian yang mengikat antara seorang manusia dengan Tuhan Penciptanya. Inilah sumber kekuatan yang tak terperi bagi  orang  yang beriman dan bertaqwa yang akan memunculkan keberanian sekaligus keyakinan, optimisme, serta ketenangan batin. Juga dia dalam berbuat sesuatu menjadi lebih terpusat sesuai dengan isi syahadat, yaitu ditujukan kepada Allah dan sesuai tuntunan Rasulullah.
Seharusnya seorang muslim sudah harus menyadari apa makna dan tujuan hidupnya, yaitu pengabdian kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini secara otomatis akan terpatri pada diri seorang muslim melalui dua kalimat syahadat yang selalu diucapkannya setiap hari. Dan waktu jua lah yang akan membuktikan apakah syahadat seseorang selama ini benar/sungguh-sungguh atau tidak.bersambung…

RUKUN ISLAM bag.1


RUKUN ISLAM
Bag.1 dari 6


Sebagai seorang muslim, kita harus mengetahui dan faham atas segala kewajiban yang telah disebutkan oleh Alah dalam Al-Quran dan Assunnah (Al-Hadits) untuk kemudian kita berpegang teguh kepada pelaksanaannya secara sungguh-sungguh.
Karena agama merupakan sarana bagi manusia untuk mendapatkan ridho dari Sang Pencipta Alam Semesta ini (Allah) sekaligus jalan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Sedangkan agama yang diridloi dan dipilihkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuk hamba-hambaN ya  adalah Islam. Islam merupakan agama yang diterima disisi Allah, dan Dia tidak akan meridhai agama yang selain itu Allah berfirman yang artinya:
Sesungguhnya agama (yang diterima) di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. 3:19)
Barangsiapa memeluk agama selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) darinya, dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi.” (QS. 3:85)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga memberi isyarat bahwa Islam adalah agama terbaik yang menjadi penyempurna agama-agama lain sebelumnya. Allah ta’ala berfirman: “..Pada hari ini telah Kusempurnakan untukmu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam menjadi agama bagimu.” (QS. 5:3)
Sesengguhnya dalam menjalankan perintah syari’at dari Allah ta’ala, manusia harus berpegang teguh kepada 2 perkara yang telah Allah beritahukan kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam,yaitu Al-Qur’an dan Al-Hadits. Rasulullah Shollallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda yang artinya :
“Telah aku (Rasul) tinggalkan dua perkara yang kalian tidak akan tersesat apabila berpegang teguh kepada keduanya, (yaitu) Kitabullah dan Sunnahku.” (HR Muslim)
Seorang muslim tidak boleh menjadikan kewajiban dalam Islam hanya sebagai rutinitas belaka tanpa mengetahui hakikat pelaksanaannya. Hal seperti itu bagaikan jasad tanpa ruh. Karena iman adalah sinergisitas  antara hati, lisan, dan perbuatan, yang kesemuanya tidak bisa berdiri sendiri. Tidak bisa seseorang mengaku berIslam jika yang ada hanya akuan Islam di mulut saja tanpa keyakinan di hati, atau hanya yakin akan Islam tanpa pengamalan syari’at Islam secara utuh. Maka, kita pun harus mengetahui pengertian  Islam.
Islam secara bahasa berarti tunduk/patuh. Sedangkan secara istilah adalah memperlihatkan kepatuhan/ketundukan dan menampakkan syari’at dengan berpegang teguh pada risalah (ajaran) yang dibawa oleh Rasulullah SAW.
Jadi, Islam ialah melaksanakan dan menunaikan hukum-hukum syariat yang dibawa oleh Rasululah SAW. yaitu dengan pelaksanaan Rukun iman (6) dan Rukun Islam (5).bersambung..

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website