RUKUN ISLAM bag.6


RUKUN ISLAM
Bag.6/habis

Rukun ke-lima
“Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.” Rukun Islam kelima adalah haji ke baitullah (Mekkah) sekali seumur hidup. Adapun lebihnya maka merupakan sunnah. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
“…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah[216]. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS Ali-Imron:97)
Dalam ibadah haji terdapat manfaat tak terhingga :

Pertama, haji merupakan bentuk ibadah kepada Allah ta’ala dengan ruh, badan dan harta.

Kedua, ketika haji kaum muslimin dari segala penjuru dapat berkumpul dan bertemu di satu tempat.
Pada saat haji semua manusia  mengenakan satu jenis pakaian dan menyembah satu Robb dalam satu waktu. Tidak ada perbedaan antara pemimpin dan yang dipimpin, kaya maupun miskin, kulit putih maupun kulit hitam. Semua merupakan makhluk dan hamba Allah. Sehingga kaum muslimin dapat berta’aruf (saling kenal) dan ta’awun (saling tolong menolong). Mereka sama-sama mengingat hari saat Allah membangkitkan akan membangkitkan mereka semua dan mengumpulkan mereka dalam satu tempat untuk dihisab (dihitung amalnya selama di dunia) sehingga mereka melakukan persiapan untuk kehidupan setelah mati dengan mengerjakan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Haji merupakan sublimasi dari keseluruhan Rukun Iman dan lambang perwujudan akhir dari Rukun Islam. Secara prinsip, haji merupakan langkah yang berpusat kepada Allah Yang Maha Esa, dimana segala tujuan tak lagi berprinsip kepada yang lain. Prinsip ini akan menghasilkan ketangguhan jiwa yang luar biasa pada diri seorang hamba yang beriman.
Secara sosial, haji merupakan simbol dari kolaborasi tertinggi yaitu pertemuan pada skala tertinggi, dimana seluruh umat Islam sedunia melaksanakan “nilai-nilai dasar” agama yang sama dengan “tujuan dasar” hidup yang sama. Inilah bentuk sinergi terdahsyat, kesamaan langkah dan gerak yang dilandasi oleh kesamaan prinsip dalam suatu organisasi massa raksasa.  Bukan hanya pada kesamaan langkah, namun juga tujuan. Ini adalah wujud ketangguhan sosial yang dahsyat, tidak hanya sinergi antara manusia dengan manusia, atau antara negara dengan negara, namun antara manusia dengan Tuhannya. Inilah kolaborasi maha dahsyat yang pernah dibuktikan kehebatannya pada abad ketujuh dan kedelapan Masehi, ketika zaman keemasan Islam berjaya. Saat itu Islam melahirkan genersi terbaik bagi seluruh umat manusia, yaitu manusia-manusia berhati emas dan bermental baja.selesai…terimakasih…

Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website