RUKUN ISLAM
Bag.2 dari 6
Rukun
Islam ada lima dan itu merupakan pilar-pilar penegak Islam. Penjelasannya dapat
ditemukan dalam hadits Rasulullah yang artinya:
“Islam
itu dibangun di atas lima perkara : Bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan
bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat,
puasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.” (HR. Bukhari Muslim)
Para ‘ulama
mengatakan bahwa kelima rukun Islam ini berjalan satu sama lain dan tidak bisa
dipisah-pisahkan. Semuanya harus dilaksanakan secara keseluruhan. Barang siapa
meninggalkannya atau meninggalkan salah satu diantaranya dengan maksud
membangkang terhadap kewajibannya, maka dia telah menjadi kafir. Sedangkan orang yang meninggalkan rukun Islam selain dua
kalimat syahadat tanpa maksud membangkang, maka dia adalah termasuk orang fasik yang tidak sempurna Islamnya.
Adapun orang yang melaksanakan kelimanya secara keseluruhan, maka dia adalah
seorang muslim yang sempurna keislamannya.
Jadi, perincian
Rukun Islam adalah sebagai berikut:
Rukun pertama
“Bersaksi
tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul
(utusan) Allah.” Syahadat (persaksian) ini memiliki makna yang harus diketahui
setiap muslim untuk kemudian diamalkan. Adapun orang yang mengucapkan syahadat
hanya secara lisan, tidak mengetahui maknanya dan tidak mengamalkannya maka
tidak akan bermanfaat sama sekali syahadatnya untuknya.
1.) Makna "Laa ilaha Illallah"
Tidak
ada Dzat yang berhak diibadahi di langit dan di bumi melainkan hanya Allah
ta’ala semata. Dialah ilah
(ma’bud/yang diibadahi) yang haq, sedang ilah
selain-Nya adalah bathil. Ibadah adalah segala sesuatu yang Allah
cintai untuk kita lakukan. Termasuk di dalamnya amalan-amalan syar’i yang telah
Allah syari’atkan untuk diakukan seorang muslim, seperti shalat, puasa, zakat.
Dan juga mencakup seluruh amalan kebaikan umum lainnya seperti belajar,
memasak, tidur, dan membaca buku jika
perbuatan tersebut diniatkan untuk memperoleh ridlo dari Allah ta’ala. Allah
ta’ala berfirman memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk berdoa hanya kepada-Nya
dan mengabarkan bahwa doa itu adalah salah satu bentuk ibadah. Siapa yang
beribadah kepada selain Allah maka ia termasuk penghuni neraka.
“Dan Tuhanmu berfirman : Berdoalah kepada-Ku, niscaya Kuperkenankan
bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku
(yakni berdoa kepada-Ku) akan masuk neraka dalam keadaan hina dina” (Al
Mukmin : 60)
Allah ta’ala memerintahkan kepada manusia untuk berdo’a dan meminta pertolongan langsung kepada-Nya, tanpa perantara apapun. Tidak sah seseorang bertaqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah melalui perantara seperti dengan cara menyembelih binatang/mempersembahkan hewan kurban/bernadzar/berdo’a selain kepada Allah ta’ala. Barangsiapa berbuat demikian, maka dia sudah menjadikan sekutu bagi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini berarti ia telah berbuat syirik dan tidak akan diampuni. Allah ta’ala berfirman yang artinya:
“Sesungguhnya Allah
tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain
dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang
mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.”
(An-Nisaa’: 48)
Tidak ada yang boleh dimintai bantuan, pertolongan, ataupun perlindungan kecuali Allah saja. Allah ta’ala berfirman dalam Al Qur’an Al karim yang artinya:
“Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya
kepada-Mu kami memohon pertolongan”(Al Fatihah:5)
Bentuk
syirik kepada Allah diantaranya berdoa
kepada selain Allah baik kepada orang-orang yang masih hidup yang
diagungkan, kepada penghuni kubur,
ataupun kepada benda-benda mati yang dianggap mampu memberi rizki dan bala.
Salah satu bentuk menyekutukan Allah
adalah melakukan thowaf di kuburan dan meminta dipenuhi hajatnya kepada
kuburan. Ini merupakan bentuk peribadatan kepada selain Allah dimana pelakunya
tidak lagi disebut sebagai seorang muslim walaupun mengaku muslim, mengerjakan
sholat, berpuasa, dan bahkan haji ke baitullah.
2.) Makna Syahadat “Muhammad Rasulullah”
Makna
syahadat yang kedua ini adalah meyakini bahwa Muhammad adalah seorang Rasul
(utusan) Allah kepada seluruh manusia yang membawa risalah (ajaran) dari Allah
ta’ala dan tidak boleh didustakan dan tidak boleh disembah serta. Rasul diutus
untuk ditaati dan diikuti. Siapa yang menaatinya akan masuk surga dengan izin
Allah ta’ala dan siapa yang mendurhakainya akan masuk neraka. Seorang muslim
tidak boleh menerima satu syari’atpun yang datang bukan lewat Rasulullah. Allah
ta’ala berfirman yang artinya:
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr:7)
“…Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (Al-Hasyr:7)
“Maka demi Robbmu, mereka (pada
hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) hakim dalam
perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam
hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan
sepenuh hati.” (An Nisa’:65)
Dua
kalimat syahadat yang diucapkan oleh seorang muslim paling sedikit 9 kali dalam
sehari merupakan mission statement (penetapan
misi) yang mampu menginspirasi dan memotivasi semangat dalam diri seorang
muslim. Kalimat syahadat adalah cermin komitmen dari enam prinsip Rukun Iman.
Ia merupakan kekuatan visi, yaitu memulai dengan tujuan akhir sebelum melangkah
lalu meneguhkan hati untuk menetapkan tujuan yang telah ditetapkan dengan penuh
optimisme. Apabila keyakinan bersyahadat ini telah ditanamkan kuat-kuat dalam
hati, maka keyakinan ini akan berubah bentuk menjadi sebuah kekuatan dahsyat
yang mendorong setiap jiwa manusia bergerak mencapai visi dan cita-citanya.
Misi
ini kemudian diikrarkan dalam bentuk syahadat, sehingga membentuk sebuah tekad
dan komitmen yang bulat, perjanjian yang mengikat antara seorang manusia dengan
Tuhan Penciptanya. Inilah sumber kekuatan yang tak terperi bagi orang
yang beriman dan bertaqwa yang akan memunculkan keberanian sekaligus
keyakinan, optimisme, serta ketenangan batin. Juga dia dalam berbuat sesuatu
menjadi lebih terpusat sesuai dengan isi syahadat, yaitu ditujukan kepada Allah
dan sesuai tuntunan Rasulullah.
Seharusnya
seorang muslim sudah harus menyadari apa makna dan tujuan hidupnya, yaitu
pengabdian kepada Allah Yang Maha Kuasa. Hal ini secara otomatis akan terpatri
pada diri seorang muslim melalui dua kalimat syahadat yang selalu diucapkannya
setiap hari. Dan waktu jua lah yang akan membuktikan apakah syahadat seseorang
selama ini benar/sungguh-sungguh atau tidak.bersambung…