RUKUN ISLAM
Bag.5 dari 6
Rukun
ke-empat
“Mengeluarkan
zakat.” Allah telah memerintahkan setiap muslim yang memilki harta yang telah
mencapai nisab untuk dikeluarkan zakat hartanya setiap tahun lalu diberikan
kepada mustahik (golongan orang yang
berhak mendapatkan hak zakat). Allah ta’ala selalu mengiringkan perintah zakat
dengan perintah shalat:
“Dan
Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang
ruku'.“ (Al-Baqoroh:43)
Hendaklah
semua harta yang kita miliki ketika sudah mencapai nisab dikeluarkan darinya
zakat. Rumah siap jual dikeluarkan zakat nilainya. Rumah siap sewa dikeluarkan
zakat upahnya. Kadar zakat pada emas, perak dan barang-barang dagangan adalah
sebesar 2,5 % setiap tahunnya. Pada biji-bijian dan buah-buahan zakatnya adalah
10 % dari yang diairi tanpa kesulitan. Sedangkan 5 % pada biji-bijian yang
diairi dengan susah seperti yang diairi dengan alat penimba air.
Diantara manfaat mengeluarkan zakat adalah menghibur jiwa
orang-orang fakir dan menutupi kebutuhan mereka serta menguatkan ikatan cinta
antara mereka dan orang kaya.
Manusia
tidak bisa hidup sendiri, akan tapi membutuhkan lingkungan sosial yang mau
menerimanya hidup berjama’ah. Zakat adalah metode pembelajaran agar seseorang
memiliki kesadaran diri sebagai salah satu bagian dari lingkungan sosial yang
memiliki tugas untuk menjalankan misinya dalam mewujudkan Islam sebagai
rahmatan lil ‘alamin. Zakat adalah wujud menolong atau membantu orang lain. Hal
tersebut merupakan investasi jangka panjang dalam beraliansi
dan bersinergi dengan orang lain. Zakat sebagai langkah pembuka dengan
“memberi” secara konkret mampu menghasilkan nilai-nilai kepercayaan yang
kemudian mengantarkan pada sebuah “investasi” keterbukaan bagi kedua belah
pihak. Keterbukaan tersebut akan terjadi
apabila salah satu pihak mau mamulai untuk bersikap “memberi” kepada yang lain.
Manfaat
lain dari zakat adalah mensucikan harta kita, serta Allah akan melapangkan
rizki bagi seseorang yang banyak mengeluarkan harta di jalan-Nya dengan
mengharap ridlo Allah. Akan tetapi zakat yang tak teriring ketulusan di dalamnya,
tak akan pernah efektif dan hanya
mengutungkan secara jangka pendek,
bahkan tak akan memberikan manfaat apapun. Manusia melalui mata hatinya akan
mampu merasakan “kebohongan integritas” tersebut. Untuk mendapatkan hasil
optimal, maka prinsip zakat ini harus secara sungguh-sungguh datang dari dasar
hati. Dengan prinsip “Bismillahirrahmanirrahim” integritas seseorang akan
tercatat tidak hanya di hati manusia, namun juga di sisi Allah Yang Maha
Mengatahui.