![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjwHz1u3I_-byYl3B2OyI77OjSCjuTkp9Oq6P0yxI1ylJk9XdE78ndIw7GTxfV1taK1HaniThSJyTrM-p2Z1iaiyNxGy7D6TE6JFQw5w2Obp4_vzpHQUXU3a2YBQJYnrhn7l_2nGugsNd8/s200/IMG00280-20121117-1527.jpg)
oleh Muammar Thahir Angk.6
POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
Islam tu bagaikan sebuah bangunan yang sempurna. Pada bangunan itu
terdapat pondasi yang berupa akidah yang
kuat, sendi tiang yang berupa ibadah
kepada Allah, dan bangunan tersebut diperindah dengan akhlak mulia. Peraturan
dalam syariat Allah adalah yang memperkuat bangunan tersebut. Sedangkan dakwah
dan jihad adalah pagar-pagar yang menjaga dari perusakan oleh musuh-musuh
Islam.
Secara global,
kandungan Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a.
Al asaas (dasar)
Kekuatan sebuah
rumah atau bangunan sangat dipengaruhi oleh kekuatan pondasinya. Semakin kukuh
dan dalam dasarnya, semakin kuat bangunan di atasnya. Demikian juga dengan
Islam. Rasulullah, sahabat, dan para pengikutnya mampu mendirikan bangunan yang
indah dan kokoh sepanjang perjalanan kehidupannya. Mengapa? Karena Rasulullah
meletakkan aqidah sebagai pondasi kehidupan.
Aqidah Islam
adalah hal-hal yang dibenarkan oleh hati
dan menentramkan jiwa sehingga menjadi keyakinan bagi pemiliknya tanpa ada
keraguan sedikitpun, yang bersumber dari Al Qur-an, As sunnah, dan akal sehat
(ijma’ para ulama). Allah menggambarkan akidah yang kokoh sebagai pohon
yang baik dengan ciri memiliki akar yang kuat, cabang yang menjulang ke langit,
dan menghasilkan buah yang banyak.
”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh
dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap
musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim[14]:24-25)
Pohon yang
kayak gitu hanya bisa didapatkan bila pohon tersebut dirawat dan
dipelihara. Demikian juga dengan aqidah, yang harus selalu dipelihara dan
dirawat sehingga dapat berdiri dengan kokoh dan mencapai kesempurnaannya.
Aqidah ini tercermin dalam syahadatain (dua kalimat syahadat) dan rukun
iman.
b.
Al binaa (bangunan)
Laksana bangunan rumah, di atas pondasi akan berdiri
tembok atau pun pilar-pilar penyangganya. Dalam bangunan
Islam, ibadah dan akhlak adalah tembok dan pilar-pilarnya. Kedua hal inilah yang nampak di
permukaan dan yang menghiasi bangunan. Indah tidaknya bangunan Islam, sangat
bergantung pada ibadah dan akhlak.
·
Ibadah
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan
di ridhoi-Nya,
berupa perkataan dan perbuatan baik dhohir
maupun bathin. Kalau selama ini kita
memahami bahwasannya ibadah itu bentuknya hanya sholat, puasa dan haji saja,
maka itu salah besar! Setiap detik kita bisa bernilai ibadah. Tidak hanya
sholat, puasa dan haji saja. Bahkan Allah menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan bentuk
pengabdian dan ketaatan kepadaNya, Sebagaimana firman Allah yang terjemahnya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki
sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku
makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzariyaat[51]:56-58)
·
Akhlak
Akhlak merupakan
potensi yang diberikan Allah kepada manusia sehingga manusia berbeda dengan
makhluk yang lain. Inilah yang membedakan kita dengan hewan. Hewan tidak
mempunyai akhlak dalam kehidupannya. Potensi inilah yang membuat manusia menjadi khalifah di muka
bumi. Dalam hal ini, Allah telah mengutus Rasul untuk meluruskan dan
menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana firman Allah:
”Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.” (Al
Baqarah[2]:151)
Dalam Islam, akhlak merupakan buah dari keimanan yang harus dibuktikan
dengan amal perbuatan. Akhlak yang mulia tidak hanya berupa kata-kata indah,
atau perilaku menyenangkan, namun harus didasari dengan keikhlasan kepada
Allah. Dan yang perlu di garis bawahi, akhlak ini bersifat
spontan. Tidak akan bisa akhlak kita buat-buat hanya untuk berpura-pura agar
di-cap sebagai orang baik. Suatu saat nanti, kualitas akhlak kita benar-benar
akan terlihat. Dan ini sesuai dengan kadar keimanan kita.
c.
Al mu’ayyidaat
(pendukung)
Bangunan pastilah membutuhkan pemeliharaan, penjagaan, dan pedukung lain
agar tetap bagus, terawat, dan kokoh. Begitu juga Islam yang bagaikan sebuah
bangunan. Untuk menjaga bangunan Islam agar hiasannya tetap terpelihara baik
dan pondasinya tetap kokoh, diperlukan penjagaan dan dukungan, yakni dakwah dan
jihad. Ibarat rumah tanpa atap, dia tidak akan berfungsi, akibatnya hiasan
serta isi dalam rumah bisa hancur. Demikian pula tanpa dakwah(Fushshilat[41]:33) dan
jihad (At Taubah[9]:111)
bangunan Islam akan runtuh. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Siapakah yang
lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan
amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang
berserah diri?" (Fushshilat[41]:33)
“Sesungguhnya Allah
telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan
surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau
terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain)
daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan
itu, dan itulah kemenangan yang besar.” (At
Taubah[9]:111)