Home » , » MAKNA DAN KESEMPURNAAN ISLAM 2

MAKNA DAN KESEMPURNAAN ISLAM 2

MAKNA DAN KESEMPURNAAN ISLAM 2


oleh Muammar Thahir Angk.6

POKOK-POKOK AJARAN ISLAM
Islam tu bagaikan sebuah bangunan yang sempurna. Pada bangunan itu terdapat  pondasi yang berupa akidah yang kuat, sendi tiang yang  berupa ibadah kepada Allah, dan bangunan tersebut diperindah dengan akhlak mulia. Peraturan dalam syariat Allah adalah yang memperkuat bangunan tersebut. Sedangkan dakwah dan jihad adalah pagar-pagar yang menjaga dari perusakan oleh musuh-musuh Islam.
                Secara global, kandungan Islam dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
a.        Al asaas (dasar)
Kekuatan sebuah rumah atau bangunan sangat dipengaruhi oleh kekuatan pondasinya. Semakin kukuh dan dalam dasarnya, semakin kuat bangunan di atasnya. Demikian juga dengan Islam. Rasulullah, sahabat, dan para pengikutnya mampu mendirikan bangunan yang indah dan kokoh sepanjang perjalanan kehidupannya. Mengapa? Karena Rasulullah meletakkan aqidah sebagai pondasi kehidupan. 
Aqidah Islam adalah hal-hal yang dibenarkan oleh hati dan menentramkan jiwa sehingga menjadi keyakinan bagi pemiliknya tanpa ada keraguan sedikitpun, yang bersumber dari Al Qur-an, As sunnah, dan akal sehat (ijma’ para ulama). Allah menggambarkan akidah yang kokoh sebagai pohon yang baik dengan ciri memiliki akar yang kuat, cabang yang menjulang ke langit, dan menghasilkan buah yang banyak.  
”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.” (Ibrahim[14]:24-25)
Pohon yang kayak gitu hanya bisa didapatkan bila pohon tersebut dirawat dan dipelihara. Demikian juga dengan aqidah, yang harus selalu dipelihara dan dirawat sehingga dapat berdiri dengan kokoh dan mencapai kesempurnaannya. Aqidah ini tercermin dalam syahadatain (dua kalimat syahadat) dan rukun iman.
b.       Al binaa (bangunan)
Laksana bangunan rumah, di atas pondasi akan berdiri tembok atau pun pilar-pilar penyangganya. Dalam bangunan Islam, ibadah dan akhlak adalah tembok dan pilar-pilarnya. Kedua hal inilah yang nampak di permukaan dan yang menghiasi bangunan. Indah tidaknya bangunan Islam, sangat bergantung pada ibadah dan akhlak.
·               Ibadah
Ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai Allah dan di ridhoi-Nya, berupa perkataan dan perbuatan baik dhohir maupun bathin. Kalau selama ini kita memahami bahwasannya ibadah itu bentuknya hanya sholat, puasa dan haji saja, maka itu salah besar! Setiap detik kita bisa bernilai ibadah. Tidak hanya sholat, puasa dan haji saja. Bahkan Allah menghendaki agar seluruh kehidupan merupakan bentuk pengabdian dan ketaatan kepadaNya, Sebagaimana firman Allah yang terjemahnya:
 “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” (Adz-Dzariyaat[51]:56-58)
·               Akhlak
Akhlak merupakan potensi yang diberikan Allah kepada manusia sehingga manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Inilah yang membedakan kita dengan hewan. Hewan tidak mempunyai akhlak dalam kehidupannya. Potensi inilah  yang membuat manusia menjadi khalifah di muka bumi. Dalam hal ini, Allah telah mengutus Rasul untuk meluruskan dan menyempurnakan akhlak manusia. Sebagaimana firman Allah:
”Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (Al Baqarah[2]:151)
Dalam Islam, akhlak merupakan buah dari keimanan yang harus dibuktikan dengan amal perbuatan. Akhlak yang mulia tidak hanya berupa kata-kata indah, atau perilaku menyenangkan, namun harus didasari dengan keikhlasan kepada Allah. Dan yang perlu di garis bawahi, akhlak ini bersifat spontan. Tidak akan bisa akhlak kita buat-buat hanya untuk berpura-pura agar di-cap sebagai orang baik. Suatu saat nanti, kualitas akhlak kita benar-benar akan terlihat. Dan ini sesuai dengan kadar keimanan kita.
c.        Al mu’ayyidaat (pendukung)
Bangunan pastilah membutuhkan pemeliharaan, penjagaan, dan pedukung lain agar tetap bagus, terawat, dan kokoh. Begitu juga Islam yang bagaikan sebuah bangunan. Untuk menjaga bangunan Islam agar hiasannya tetap terpelihara baik dan pondasinya tetap kokoh, diperlukan penjagaan dan dukungan, yakni dakwah dan jihad. Ibarat rumah tanpa atap, dia tidak akan berfungsi, akibatnya hiasan serta isi dalam rumah bisa hancur. Demikian pula tanpa dakwah(Fushshilat[41]:33) dan jihad (At Taubah[9]:111) bangunan Islam akan runtuh. Sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (Fushshilat[41]:33)
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (At Taubah[9]:111)
Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website