Bahaya Hasad

oleh: 
Moh Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy 




قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ (1) مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (2) وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ (3) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ (4) وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ (5)

Analisis Kata

Aku berlindung. Kata “عاذ-يعوذ” bermakna berlindung, bergantung kepada yang lain. Ketika “معاذ الله” bermakna “Kami berlindung kepada Allah swt. agar tidak berbuat demikian.” Kata “العوذة” bisa bermakna jimat atau hal-hal yang biasa digunakan untuk membuat perlindungan.
أعوذ
Saat subuh, atau “فلق الصبح”, sehingga maknanya “Rabb saat subuh”. Kata kerja “فلق” bermakna membelah sesuatu sehingga terpisah (فرق dan فجر), seperti “فَالِقُ الْحَبِّ وَالنَّوَى” [Al-An’am: 95] dan “فَالِقُ الْإِصْبَاحِ” [Al-An’am: 96]. Artinya, membelah kegelapan malam yang menyerupai sesuatu yang tertutup, dengan cahaya fajar. Bisa juga bermakna makhluk hidup, sehingga bahaya yang dimaksud adalah bahaya seluruh makhluk hidup.
الفلق
Malam yang gelap. Seperti dalam ayat ” إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ” [Al-Isra’: 78]. Sedangkan ”الغساق” adalah nanah yang keluar dari luka penduduk neraka. Kata ” غاسق” dalam ayat ini menunjukkan malapetaka yang mengejutkan pada malam hari.
غاسق
Masuk ke dalam kegelapan. Kata ”الوقب” berarti lubang gelap di sebuah gunung. Jadinya malamnya sudah gelap, lalu masuk dalam kegelapan, sehingga sangat gelap.
وقب
Orang-orang perempuan yang menyemburkan ludahnya (tukang sihir). Orang yang menyihir Rasulullah saw. adalah seorang Yahudi bernama Labid bin Al-A’sham, dan yang membantu menyemburkan ludah adalah anak-anak perempuannya.
النفاثات
Buhul. Kata ” العقد” bermakna menghubungkan antara dua ujung sesuatu. Awalnya untuk hal yang kongkrit, seperti tali dan sebagainya. Kemudian dipakai untuk hal yang bersifat abstrak, seperti akad jual-beli (menghubungkan penjual dan pembeli), akad pernikahan (hubungan suami dan isteri), dan sebagainya. Dalam ayat ini berarti media untuk melakukan sihir. Oleh karena itu, tukang sihir kadang disebut sebagai Al-Mu’aqqid.
العقد
Orang yang dengki, mengharapkan hilangnya sebuah nikmat dari pemiliknya, baik disertai usaha untuk menghilangkan nikmat tersebut ataupun tidak.
حاسد



Tafsir dan Pelajaran Ayat
1.      Ayat ke-1: Allah swt. mengajak umat Islam untuk menuju pelindungan-Nya. Karena Allah swt. mengetahui bahwa manusia lemah dan mempunyai banyak musuh. Allah swt. adalah Rabb saat subuh, yang berkuasa merubah sunyi-senyapnya kegelapan dengan sumringahnya cahaya. Sama dengan merubah gelapnya alam kubur dengan terangnya hari kebangkitan. Yang demikian, akan berkuasa mengusir bahaya dari orang yang meminta perlindungan-Nya. Menghilangkan segala bahaya yang ada di malam hari dengan menghadirkan cahaya siang hari. Perlindungan itu bermacam-macam, di antaranya:
2.      Ayat ke-2: perlindungan dari bahaya setiap makhluk Allah swt. Jahanam, Iblis, dan anak turunnya adalah termasuk makhluk Allah swt.
3.      Ayat ke-3: Perlindungan dari bahaya yang muncul di malam hari. Pada saat malam telah gelap gulita yang menakutkan, penyakit, binatang, pencuri, serangan musuh, dan bahaya lainnya yang timbul sulit untuk ditolak dan dihindari.
4.      Ayat ke-4: Perlindungan dari bahaya sihir. Sihir adalah sebuah perbuatan yang tidak terlihat jelas hubungan antara sebab dan akibatnya. Sihir ada dua macam;
a. Sihir berupa keterampilan tangan dalam mengelabui, seperti sulap. Ini tidak nyata dan tidak membahayakan, seperti yang dilakukan oleh penyihir Fir’aun.
Allah swt. berfirman:
فَإِذَا حِبَالُهُمْ وَعِصِيُّهُمْ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ مِنْ سِحْرِهِمْ أَنَّهَا تَسْعَى [طه: 66]
 b. Sihir yang dilakukan dengan bantuan setan. Ini nyata dan membahayakan, karena sejenisnya bisa memisahkan hubungan suami-isteri:
 فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ [البقرة: 102]
5. Ayat ke-5: Perlindungan dari bahaya hasad. Hasad adalah reaksi emosi di dalam hati ketika melihat orang lain mendapatkan nikmat sehingga berkeinginan agar nikmat tersebut hilang. Hasad jelas berbahaya jika diteruskan dengan usaha untuk menghilangkan kenikmatan tersebut.
Namun jika tidak diteruskanpun tetap berbahaya, walaupun kita tidak bisa mengetahui dengan pasti bagaimana hubungan sebab akibat dalam hal tersebut.
a. Rasulullah saw. melarang perbuatan hasad: إياكم والحسد فإن الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب
b. Hasad adalah sebab terjadi dosa pertama yang dilakukan manusia (Qabil dan Habil), bahkan dosa pertama dalam kehidupan secara umum (hasad Iblis kepada Nabi Adam as.).
c. Ghibthah adalah sejenis hasad yang diperbolehkan, yaitu keinginan hati mendapatkan nikmat sejenis dengan nikmat yang didapat oleh orang lain, tapi tidak menginginkan nikmat itu hilang. Seperti hadits (لا حسد إلا في اثنتين). Demikian juga dengan munafasah.
d. Bahaya hasad bagi penghasad:
  Sakit psikis, karena penghasad sedih dan terus memikirkan.
  Merusak sisi emosional penghasad, kadang sampai tingkat penyakit darah tinggi, penuaan dini.
  Sakit fisik, karena hasad mengganggu penghasad saat makan, istirahat, dan sebagainya.
e. Di antara sebab hasad:
 Saat kecil, seorang anak mempunyai adik baru, dan tidak diantisipasi
 Saat belajar, seorang guru terlalu memuji seorang murid, dan meremehkan yang lain.
 Seorang anak fakir belajar di sekolah kalangan anak kaya.
 Benci kepada orang yang dihasadi.
f. Terapi penyakit hasad:
  Dengan ilmu: mengetahui bahwa hasad membahayakannya di dunia dan agamanya. Hasad adalah menolak taqdir Allah swt. dalam memberi rezeki seseorang. Bahwa hasadnya tidak akan merubah taqdir Allah swt. Bahwa kalau hasad berkembang, akan menghapus pahalanya dan menambah pahala orang yang dihasadi.
 Dengan perbuatan: ikut berbahagia dan memberi ucapan selamat kepada orang yang mendapat nikmat. Rasulullah saw. berkata (إذا ظننت فلا تحقق وإذا حسدت فلا تبغ وإذا تطيرت فامض).
g. Cara menghindari bahaya hasad:
 Ta’awwudz
 Takwa kepada Allah swt.
 Sabar terhadap orang yang memusuhinya.
 Tawakkal kepada Allah swt.
 Tidak selalu memikirkan penghasad.
 Ikhlas kepada Allah swt. dan mengharap ridha-Nya.
 Bertaubat kepada Allah swt.
 Bersedekah dan membuat kebaikan.
 Berbuat baik kepada orang yang menghasadinya (yang paling sulit).
 Tauhid, beriman bahwa yang memberi manfaat dan bahaya hanya Allah swt.
h. Dalam shahih Muslim disebutkan, malaikat Jibril as. mendatangi Rasulullah saw. menanyakan, “Apakah engkau sakit?” Beliau menjawab, “Iya.” Malaikat Jibril as. berkata, “Aku meruqyahmu dengan basmalah, dari segala penyakit yang menimpamu, dan dari kejahatan orang yang hasad dan ‘ain. Semoga Allah swt. menyembuhkannya.”
Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website