Ditulis Oleh: Muhammad Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ [آل عمران: 133]
Analisis Lafadh
Dan bersegeralah kamu. Bersegera mengejar ampunan tidak bisa dilakukan, sehingga maksudnya adalah bersegera kepada hal-hal yang bisa menjadi sebab mendapatkan ampunan. Misalnya dengan melaksanakan kewajiban dan meninggalkan larangan. | وَسَارِعُوا |
Ampunan. Kata “مغفرة” awalnya bermakna menutupi, berasal dari kata “مغفر” yang berarti mata rantai yang dipakai tentara di lehernya untuk menghalangi datangnya anak panah dan sabetan pedang. Meminta “مغفرة” maksudnya memohon kepada Allah swt. untuk menutupi diri kita dari api neraka. | مَغْفِرَةٍ |
Dan kepada surga. Secara bahasa adalah kebun yang lebat sehingga tanah di bawahnya ternaungi dari matahari. Berasal dari kata “جن” yang bermakna menutupi. Orang yang “مجنون” akalnya tertutupi sehingga tidak bisa berpikir. Makhluk yang bernama “الجن” tertutupi tirai keghaiban sehingga tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Namun secara istilah, kata “الجنة” berarti surga yang menjadi balasan kebaikan untuk orang-orang yang beriman. | وَجَنَّةٍ |
Yang luasnya. Awalnya kata “عرضها” bermakna lebar. Bukan luas, karena luas terdiri dari panjang dan lebar. Hanya disebutkan lebar saja sebagai bentuk balaghah (gaya bahasa), pertama, karena kebanyakan lahan memiliki lebar lebih kecil daripada panjang. Sehingga kalau lebarnya saja selebar langit dan bumi, bagaimana dengan panjangnya? Pasti sangat panjang. | عَرْضُهَا |
Seluas langit. Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa langit berjumlah tujuh. Allah swt. berfirman (اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ) [Ath-Thalaq: 12]. Para ulama tafsir menyebutkan lebar surga itu selebar tujuh langit dan tujuh bumi disambung-sambung dengan menghampar. | السَّمَاوَاتُ |
Yang disediakan. Dari ayat ini dapat dipahami bahwa surga sudah diciptakan, dan berada di alam yang berbeda dengan alam dunia yang kita tinggali sekarang ini. Banyak hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah saw. mengunjunginya, suara terompah sudah bisa terdengar di dalamnya, dan sebagainya. | أُعِدَّتْ |
Tafsir dan Pelajaran yang Dipetik
1. Bersegera dalam kebaikan sangat dianjurkan oleh Islam. Banyak ayat yang menyebutkannya:
v يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ. [آل عمران: 114]
v فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَوَهَبْنَا لَهُ يَحْيَى وَأَصْلَحْنَا لَهُ زَوْجَهُ إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ. [الأنبياء: 90]
v أُولَئِكَ يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَهُمْ لَهَا سَابِقُونَ. [المؤمنون: 61]
v وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ. [البقرة: 148]
v فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ إِلَى اللَّهِ مَرْجِعُكُمْ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ فِيهِ تَخْتَلِفُونَ. [المائدة: 48]
v وَآتُوا حَقَّهُ يَوْمَ حَصَادِهِ وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ. [الأنعام: 141]
v سَابِقُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا كَعَرْضِ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أُعِدَّتْ لِلَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ. [الحديد: 21]
v يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ. [الجمعة: 9]
2. Dalam ayat di atas, mengapa umat Islam diperintahkan untuk bersegera?
a. Bersegera untuk mendapatkan maghfirah dari Allah swt. karena manusia sangat banyak berdosa. Tidak ada manusia yang luput dari dosa. Bahkan, Rasulullah saw. yang ma’shum, terpelihara dari perbuatan dosa, tetap melakukan taubat dan beristighfar. Bahkan dalam Al-Qur’an disebutkan (إِنَّا فَتَحْنَا لَكَ فَتْحًا مُبِينًا. لِيَغْفِرَ لَكَ اللَّهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ وَيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكَ وَيَهْدِيَكَ صِرَاطًا مُسْتَقِيمًا) [Al-Fath: 1-2]. Kalau Rasulullah saw. demikian, bagaimana dengan umat Islam yang lain?
b. Bersegera untuk mendapatkan surga. Surga yang demikian luas, karena lebarnya saja seperti 7 langit dan bumi. Bagaimana dengan panjang dan luasnya? Ini merupakan ayat targhib, yang merangsang keinginan kita untuk berlomba mendapatkannya.
v Manusia di bumi mencintai tanah yang luas, maka Allah saw. rangsang keinginan kepada surganya dengan surga yang sangat luas.
v Manusia di dunia mencintai kekuasaan, maka Allah saw. menyediakan kekuasaan baginya di surga. Karena kita dapatkan hadits yang mengatakan bahwa orang yang paling terakhir masuk surga akan mendapatkan surga seperti dunia dengan segala isinya. Dia dijadikan pemilik dan penguasa satu-satunya di tempat tersebut.
3. Banyak hikmah mengapa manusia diperintahkan untuk bersegera melakukan kebaikan.
a. Rasulullah saw. bersabda: (بادروا بالأعمال فتنا كقطع الليل المظلم يصبح الرجل مؤمنا ويمسي كافرا أو يمسي مؤمنا ويصبح كافرا يبيع دينه بعرض من الدنيا) [HR. Muslim]. Dari hadits ini, dapat dipahami:
v Kita diperintahkan untuk berpacu dalam melaksanakan kebaikan. Berpacu dengan siapa? Berpacu tidak mungkin dengan diri sendiri. Kalau sendirian hanya bisa dikatakan berbuat sesuatu dengan cepat. Dalam hadits ini kita diperintahkan berpacu dengan banyak sekali fitnah dan penghalang yang akan datang bertubi-tubi dan bertumpuk-tumpuk seperti gulitanya malam. Ketika datang fitnah tersebut, kita tidak lagi bisa melaksanakan kebaikan tersebut. Bahkan dikatakan dalam hadits ini, orang yang pagi harinya beriman bisa kafir di sore harinya; orang yang di sore harinya beriman bisa kafir di pagi harinya.
v Di antara bentuk fitnah tersebut adalah perhiasan dunia, bisa berupa harta, jabatan, nama besar, dan sebagainya.
b. Rasulullah saw. bersabda: (بادروا بالأعمال ستا طلوع الشمس من مغربها أو الدخان أو الدجال أو الدابة أو خاصة أحدكم أو أمر العامة) [HR. Muslim]. Dalam hadits ini disebutkan enam hal yang hendaknya dijadikan lawan berpacu, yaitu: terbitnya matahari dari barat, keluarnya asap, Datangnya Dajjal, keluarnya seekor binatang yang menjadi tanda hari kiamat, kiamat pribadi (kematianmu), dan kiamat umat (hancurnya alam semesta).
c. Rasulullah saw. bersabda: (اغتنم خمسا قبل خمس : شبابك قبل هرمك ، وصحتك قبل سقمك ، وغناءك قبل فقرك ، وفراغك قبل شغلك ، وحياتك قبل موتك) [HR. Hakim, dalam mustadrak]. Dalam hadits ini, Rasulullah saw. Memerintahkan umat Islam untuk merebut 5 hal sebelum datang 5 hal:
v Masa muda, sebelum datang masa tua
v Masa sehat, sebelum datang masa sakit
v Masa kaya, sebelum datang masa sakit
v Masa luang, sebelum datang masa sempit
v Masa kehidupan, sebelum datang masa kematian.
d. Rasulullah saw. bersabda: (بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ سَبْعًا هَلْ تَنْتَظِرُونَ إِلَّا فَقْرًا مُنْسِيًا أَوْ غِنًى مُطْغِيًا أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا أَوْ هَرَمًا مُفَنِّدًا أَوْ مَوْتًا مُجْهِزًا أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرُّ غَائِبٍ يُنْتَظَرُ أَوْ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَى وَأَمَرُّ) [HR. Tirmizi]. Dalam hadits ini disebutkan lawan pacu kita, yaitu:
v kefakiran yang membuat lupa diri
v kekayaan yang membuat orang berlaku aniaya
v penyakit yang membuat orang rusak
v usia lanjut yang membuat orang renta
v kematian yang menghancurkan segalanya
v Dajjal, sejelek-jelek makhluk yang akan datang
v Hari Kiamat yang lebih dahsyat dan mengerikan
4. Rasulullah saw. memberikan teladan dalam bersegera melaksanakan kebaikan:
a. Suatu malam, terjadi kegaduhan di Madinah. Para penduduk kalang kabut. Ketika dicari sumber kegaduhan, mereka menemukan Rasulullah saw. yang sudah menunggangi kuda. Rupanya Rasulullah saw. mendahului mereka semua. Langkah beliau sangat lebar.
b. Suatu kali, Rasulullah saw. mengimami sebuah shalat. Begitu salam, beliau langsung berdiri dan keluar mesjid. Para sahabat keheranan. Lalu beliau datang dan menjelaskan bahwa beliau memiliki sesuatu di rumah yang akan disedekahkan. Beliau tidak mau menunggu-nunggu dalam melaksanakannya.
5. Menunda-nuda dalam melaksanakan kebaikan sangatlah berbahaya. Hal ini bahkan bisa memasukkan seseorang dalam neraka:
a. Allah swt. berfirman: (وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ) [Fathir: 37]
b. Allah swt. berfirman: (وَأَنْذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُوا رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُوا أَقْسَمْتُمْ مِنْ قَبْلُ مَا لَكُمْ مِنْ زَوَالٍ) [Ibrahim: 44].
6. Dalam ayat ini, kata “مَغْفِرَة”ٍ disebutkan sebelum kata “وَجَنَّةٍ”. Hal ini menunjukkan:
a. Orang yang masuk surga adalah orang yang bersih dari dosa. Pembersihan dosa itu bisa dengan ampunan dari Allah swt., bisa juga dengan syafaat dari Rasulullah saw. Sedangkan orang beriman yang masih memiliki dosa, dan tidak mendapatkan ampunan, maka harus masuk neraka hingga bersih semua dosanya.
Dalam perbaikan, langkah yang hendaknya dilakukan adalah “تخلية” lalu “تحلية”. Pengosongan lalu pengisian. Seperti cara mengganti isi sebuah gelas, adalah dengan mengeluarkan isi pertama, lalu memasukkan isi kedua. Dalam sebuah hadits disebutkan (فَإِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ شَيْءٍ فَاجْتَنِبُوهُ وَإِذَا أَمَرْتُكُمْ بِأَمْرٍ فَأْتُوا مِنْهُ مَا اسْتَطَعْتُمْ).[M. Fofwan Abbas, MA]