Ditulis Oleh: Muhammad Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
4. At-Tsabat dalam memegang kebenaran
Pengertian
Secara bahasa berarti tetap, tidak berubah.
Secara istilah adalah kondisi seorang da’i yang senantiasa tetap beramal dan berjuang dalam mendapatkan apa yang ditujunya, walaupun membutuhkan waktu yang sangat panjang, hingga dia meninggal dalam keadaan yang sama. Yang akan didapatkannya adalah salah satu dari dua hal: kemenangan atau surga.
Untuk mempertahankan hal tersebut, banyak sekali fitnah (ujian) yang dihadapinya (أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ) [Al-Ankabut: 2].
a. Fitnah syahwat
b. Fitnah syubuhat
c. Fitnah harta
d. Fitnah popularitas
e. Fitnah intimidasi
Hal yang dapat membuat orang tsabat:
a. Tadabbur Al-Qur’an. Allah swt. berfirman: (وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلًا) [Al-Furqan: 32]. Hal itu disebabkan beberapa hal:
1) Al-Qur’an banyak mengandung targhib dan tarhib. Sehingga orang yang membacanya akan tetap mempunyai motivasi untuk melanjutkan perjalanan. (نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ . وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ) [Al-Hijr: 49-50].
2) Membaca Al-Qur’an menambah keimanan (إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ) [Al-Anfal: 2].
3) Al-Qur’an mengobati penyakit-penyakit syahwat dan syubuhat. (وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا) [Al-Isra’: 82].
4) Al-Qur’an mengandung kisah-kisah orang yang tsabat. (وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ وَجَاءَكَ فِي هَذِهِ الْحَقُّ وَمَوْعِظَةٌ وَذِكْرَى لِلْمُؤْمِنِينَ) [Hud: 120].
b. Bersegera dalam melaksanakan perintah Allah swt (وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا مَا يُوعَظُونَ بِهِ لَكَانَ خَيْرًا لَهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا) [An-Nisa’: 66].
c. Berjihad menolong Allah swt. (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ) [Muhammad: 7].
d. Banyak berdzikir kepada Allah swt. (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا لَقِيتُمْ فِئَةً فَاثْبُتُوا وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ) [Al-Anfal: 45].
e. Lebih akrab dengan sirah para salafush shalih ra.
f. Banyak melaksanakan ibadah. (وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْوَاهُمْ) [Muhammad: 17].
g. Lebih dekat dengan para ulama yang mukhlishin.
h. Lebih tsiqah dengan pertolongan Allah swt. (إِذْ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ غَرَّ هَؤُلَاءِ دِينُهُمْ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ حَكِيمٌ) [Al-Anfal: 49].
i. Meyakini bahwa kebatilan pasti akan hilang. (إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ لِيَصُدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَسَيُنْفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ وَالَّذِينَ كَفَرُوا إِلَى جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ) [Al-Anfal: 36].
Mawaqif Salaf
a. Dalam Al-Qur’an: para tukang sihir Fir’aun, seorang anak kecil dalam kisah Ukhdud, Asiyah isteri Fir’aun, dan lainnya.
b. Bilal bin Rabah ra. dijemur di terik matahari, lalu diseret berkeliling Makkah.
c. Khabab bin Arat ra. yang tubuhnya dipanggang di atas api, hingga meminta Rasulullah saw. untuk berdoa kepada Allah swt.
d. Khubaib bin Adiy ra. yang ditawan saat perang Raji’ yang ditawarkan bagaimana kalau Rasulullah yang ditawan sedangkan beliau nyaman di rumah, “Aku tidak mau nyaman di rumah, sedangkan Rasulullah saw. tertusuk duri.
e. Sa’id bin Jubair ra. yang dibunuh oleh Hajjaj bin Yusuf.
f. Imam Ahmad bin Hanbal ra. yang disiksa karena tidak mau mengatakan bahwa Al-Qur’an adalah makhluk.
5. Ash-Shabru dan Ridha dalam menghadapi ujian
Pengertian
Sabar secara bahasa adalah menahan. Sedangkan secara istilah adalah menahan hati dari rasa gusar; menahan lisan dari keluhan; menahan anggota tubuh dari merusak dan menyakiti. Bisa juga bermakna sebuah akhlak hati yang menahan seseorang dari melakukan hal yang tidak baik dan tidak terpuji. Karena hati mempunyai dua kekuatan; untuk maju dan untuk menahan. Kekuatan untuk maju digunakan untuk melakukan yang bermanfaat, sedangkan kekuatan untuk menahan digunakan untuk tidak berbuat yang tidak teruji.
Ridha secara bahasa adalah kelapangan dada dalam menerima takdir Allah swt., tidak mengharapkan rasa sakitnya hilang. Tapi perasaan menerima ini sedikit-banyak akan mengurangi rasa sakit tersebut. Ridha adalah satu derajat lebih tinggi dari sabar.
Hal yang bisa menambah sabar dan ridha:
a. Tadabbur Al-Qur’an dan hadits tentang sabar.
b. Beriman kepada takdir Allah swt.
c. Menyadari bahwa kehidupan dunia adalah masa ujian.
d. Membayangkan bahwa bisa saja kita ditimpa dengan musibah yang lebih besar.
e. Meneladani orang yang sabar.
f. Meyakini bahwa banyak sekali nikmat Allah swt. kepada kita.
g. Meyakini bahwa kekecewaan tidak menghilangkan penderitaan, bahwa menambahnya.
h. Meyakini bahwa musibah membuka banyak sekali pintu ibadah, berdoa, bersabar, dan lainnya.
i. Meyakini bahwa musibah di dunia mengurangi sengsara di akhirat.
Dalil
a. Ayat: (وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ. الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ) [Al-Baqarah: 155-157].
b. Ayat: (إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ) [Az-Zumar: 10].
c. Ayat: (وَجَعَلْنَا مِنْهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا لَمَّا صَبَرُوا وَكَانُوا بِآيَاتِنَا يُوقِنُونَ) [As-Sajdah: 24].
d. Ayat: (وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا إِنَّ اللَّهَ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطٌ) [Ali Imran: 120].
e. Ayat: (إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَا صَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَائِزُونَ) [Al-Mukminun: 111].
f. Hadits: (وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ، وَمَا أُعْطِيَ أَحَدٌ عَطَاءً خَيْرًا وَأَوْسَعَ مِنَ الصَّبْرِ) [HR. Bukhari].
g. Hadits: (مَا لِعَبْدِي المُؤْمِنِ عِنْدِي جَزَاءٌ، إِذَا قَبَضْتُ صَفِيَّهُ مِنْ أَهْلِ الدُّنْيَا ثُمَّ احْتَسَبَهُ، إِلَّا الجَنَّةُ) [HR. Bukhari].
Mawaqif Salaf
a. Ummu Sulaim ra. yang ditinggal mati Abu Thalhah ra. beliau berdoa seperti diajarkan Rasulullah saw. Sehingga diganti dengan yang lebih baik, yaitu Rasulullah saw.
b. Abu Ubaidah ra.yang kehilangan ayahnya di perang Badar, lalu di perang Uhud mencabut rantai yang masuk wajah Rasulullah saw. hingga dua giginya rontok. Beliau meninggal karena wabah penyakit di Syam
c. Khansa’ yang kehilangan 4 anaknya pada perang Al-Qadisiyah. Beliau berkata, “Segala puji bagi Allah swt. yang telah memuliakanku dengan kematian mereka. Aku berharap dapat berkumpul lagi dengan mereka di surga.”
d. Sa’ad bin Abi Waqash ra. adalah orang yang mustajabud dakwah. Banyak orang meminta beliau berdoa. Tapi ketika beliau buta, beliau tidak berdoa untuk disembuhkan.
6. Al-Ukhuwwah dengan sesama muslim
Keutamaan
a. Ayat: (إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَنُ وُدًّا) [Maryam: 96]
b. Ayat: (وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ) [Al-Hasyr: 9].
c. Ayat: (وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ إِخْوَانًا عَلَى سُرُرٍ مُتَقَابِلِينَ) [Al-Hijr: 47].
d. Ayat: (وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ لَوْ أَنْفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ) [Al-Anfal: 63].
e. Hadits: (أَنَّ رَجُلًا زَارَ أَخًا لَهُ فِي قَرْيَةٍ أُخْرَى، فَأَرْصَدَ اللهُ لَهُ، عَلَى مَدْرَجَتِهِ، مَلَكًا فَلَمَّا أَتَى عَلَيْهِ، قَالَ: أَيْنَ تُرِيدُ؟ قَالَ: أُرِيدُ أَخًا لِي فِي هَذِهِ الْقَرْيَةِ، قَالَ: هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا؟ قَالَ: لَا، غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، قَالَ: فَإِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكَ، بِأَنَّ اللهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ) [HR. Muslim].
f. Hadits: (أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَتَى السَّاعَةُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ قَالَ: «مَا أَعْدَدْتَ لَهَا» قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا مِنْ كَثِيرِ صَلاَةٍ وَلاَ صَوْمٍ وَلاَ صَدَقَةٍ، وَلَكِنِّي أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، قَالَ: «أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» [HR. Bukhari].
Mawaqif Salaf
a. Abu Bakar ra. menangis ketika Rasulullah saw. berkhutbah bahwa ada seorang hamba yang diberi pilihan Allah swt. antara hidup di dunia atau menghadap kepada-Nya, hamba itu memilih menghadap kepada-Nya.
b. Sikap Anshar kepada Muhajirin (itsar).
c. Seorang ayah yang merelakan makanan anaknya demi tamu Rasulullah saw.
d. Para syuhda perang Yarmuk [Moh. Sofwan Abbas, MA]