Home » » Menyambut Ibadah Ramadhan

Menyambut Ibadah Ramadhan


Ditulis Oleh: Muhammad Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
 
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (البقرة: 183)
1.   Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat memuliakan umat Islam. Hal itu karena dengan bulan ini, umat Islam bisa menjadi orang yang bertakwa. Yaitu orang yang selalu melaksanakan apa yang diperintahkan Allah swt. dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya dengan motivasi takut kepada siksaan-Nya dan mengharap surga-Nya.
2.   Agar umat Islam menyambut dan memanfaatkannya dengan baik, Allah swt. menyediakan banyak keistimewaan di dalamnya sehingga menjadi bulan yang terbaik di antara bulan-bulan yang lain. Hal ini wajar saja, karena hal tersebut merupakan sebuah sunnatullah. Bahwa Allah swt. menjadikan sejumlah waktu dan tempat lebih mulia dari waktu dan tempat yang lain. Allah swt. juga menjadikan sejumlah amalan lebih mulia dari amalan-amalan yang lain.
a.   Semua tempat pada dasarnya sama saja, bisa untuk beribadah. Seperti hadits Rasulullah saw. (وجعلت لنا الأرض كلها مسجدا). Di mana saja kita dibolehkan melaksanakan shalat. Namun beliau juga bersabda (لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى), rupanya ada beberapa masjid yang diistimewakan, yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha. Pahala shalat di masing-masing masjid tersebut berbeda.
b.   Demikian juga dengan waktu. Seluruh waktu, selama manusia masih hidup, adalah bisa digunakan untuk beribadah. Namun ada beberapa waktu yang dibedakan Allah swt., dan dijadikan sebagai waktu yang istimewa.
1)   Siang hari yang paling baik adalah wukuf di Arafah.
2)   Malam hari yang paling baik adalah Lailatul Qadar.
3)   Hari yang paling baik adalah hari Jumat.
4)   10 hari yang paling baik adalah 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.
5)   Bulan yang paling baik adalah bulan Ramadhan, yang berjumlah 29-30 hari. Dari sejumlah hari tersebut, 10 hari terakhir lebih diistimewakan. Dari 10 hari tersebut, 5 hari ganjil lebih diistimewakan. Dari 5 hari tersebut, 1 malam Lailatul Qadar lebih diistimewakan. Dari 1 malam tersebut, seperempat malam terakhir itu lebih diistimewakan.
3.   Ini adalah keistimewaan untuk umat Islam. Tidak dimiliki oleh umat-umat yang lain. Hingga pahala umat Islam bisa lebih banyak dari pahala umat-umat yang lain. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits, “Orang Yahudi beramal hingga waktu dhuhur. Orang Nasrani beramal dari dari waktu dhuhur hingga waktu ashar. Sedangkan umat ini beramal dari waktu ashar hingga maghrib.” Namun pahala umat Islam jauh lebih besar dari pahala umat Yahudi dan Nasrani.
4.   Walaupun demikian, masih banyak umat Islam yang melalaikan keistimewaan ini hingga tidak dapat memanfaatkannya. Seperti disebutkan dalam sebuah hadits (نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ). Ada dua macam kenikmatan yang seringkali orang tertipu dan tidak bisa memanfaatkannya; nikmat kesehatan dan keluangan waktu.
5.   Untuk dapat memanfaatkannya dengan baik, perlu dilakukan beberapa persiapan. Di antaranya adalah:
a.   Menyiapkan keiskhlasan. Ibadah-ibadah yang diterima adalah yang dilakukan dengan ikhlah, seperti dalam ayat (الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ). Oleh karena itu, tentang ibadah bulan Ramadhan disebutkan (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ) (مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ).
b.   Membuat persepsi yang baru, bahwa bulan Ramadhan bukan bulan puasa. Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Oleh karena itu dalam ayat disebutkan (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ). Ramadhan adalah bulan turunnya Al-Qur’an.
1)   Bulan ini mulia, karena menjadi waktu turunnya Al-Qur’an.
2)   Puasa tidak dikhususkan pada bulan ini saja. Seperti hari-hari besar yang diperingati, biasanya mempunyai banyak keistimewaan.
3)   Puasa diwajibkan untuk menghormati turunnya AL-Qur’an. Oleh karena itu, banyak sekali ibadah yang dianjurkan untuk dilaksanakan pada bulan ini.
a)   Puasa (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)
b)   Qiyamullail (مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ)
c)   Tilawah (شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ).
d)   Member hidangan buka puasa kepada orang lain (مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا).
e)   Member sedekah (كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ)
f)    I’tikaf (كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأَوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللَّهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ).
g)   Mencari Lailatul Qadar (مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ).
h)   Berdzikir kepada Allah swt. (وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا).
c.   Bertaubat. Bulan Ramadhan banyak sekali mengandung amal kebaikan. Orang yang berlumuran dosa tidak akan bisa melaksanakan ibadah-ibadah tersebut. Ali bin Abi Thalib ra. pernah mendapat curhat seseorang yang tidak bisa beribadah, beliau menjawab, “Engkau diikat dengan dosa-dosamu.” Dan orang yang tidak mendapat ampunan di bulan ini, didoakan Rasulullah saw. semoga celaka (وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ). Padahal setiap malamnya Allah swt. membebaskan banyak orang dari neraka (وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ).
d.   Melaksanakan ibadah-ibadah tersebut sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. (فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا). Oleh karena itu, dianjurkan banyak membaca buku-buku tuntunan bagaimana beribadah di bulan Ramadhan ini.
e.   Menyiapkan kesabaran. Karena ibadah itu memerlukan kesabaran. Di antara jalan menuju kesabaran adalah:
1)   Cinta Allah swt.
2)   Takut kepada Allah swt.
3)   Menjaga kemulian diri.
4)   Tidak thulul amal (banyak berangan-angan).
5)   Tidak berlebih-lebihan dalam makan, minum, tidur, dan hal-hala mubah yang lain.
6)   Malu kepada Allah swt.
7)   Mengingat nikmat-nikmat Allah swt.
8)   Merenungkan buruknya kemaksiatan.
9)   Menghayati akibat buruk kemaksiatan.
10)       Mengetahui faidah kebaikan. Dan sebagainya.
f.    Memperbaiki manajemen waktu.
1)   Dalam bulan Ramadhan banyak sekali kebiasaan buruk. Misalnya malas, santai, banyak tidur, menonton televise, begadang, banyak makan dan minum.
2)   Ramadhan akan terasa sangat cepat berlalu (أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ).
3)   Kalau tidak mensyukuri nikmat ini, maka akan terlaknat (لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ).
g.   Selalu muhasabah (menghitung-hitung amalan). Seperti difirmankan (يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ).
h.   Memperbaharui dan meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt. dengan banyak melakukan majelis taklim, baca buku, tilawah, baca tafsir, dzikir, dan sebagainya.
i.     Selalu bersifat inkisar, merasa diri belum melaksanakan apa-apa. Tidak menyombongkan amal perbuatan kita. Doa nabi Yusuf as. (أَنْتَ وَلِيِّي فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ). Doa nabi Ibrahim as. (رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ).
Berbagi itu indah: :
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
 
Copyright © 2011. Mahad Aly An-Nuaimy - All Rights Reserved
Template by Creating Website