Ditulis Oleh: Muhammad Sofwan Abbas, MA
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
Dosen Mahad Aly An-Nuaimy
الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنْزَلْنَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (5) يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (6) أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (7) [المجادلة: 5-7]
Analisis Lafadh
| Menentang. Menyelisihi. Asalnya, kata “المحادة” bermakna saling menahan, sehingga seorang penjaga gerbang disebut dengan “الحداد”. Berasal dari kata “الحد” yang berarti batas antara dua hal sehingga tidak tercampur. Kata “حد الزنى” adalah hukuman zina, karena hukuman tersebut menghalangi orang lain untuk melakukannya. | يُحَادُّونَ |
| Mendapat kehinaan. Menolak dengan kasar dan menghinakan. | كُبِتُوا |
| Bukti-bukti yang nyata. Yang dengan jelasnya menunjukkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah saw. | آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ |
| Menghinakan. Menghilangkan kemuliaan mereka. | مُهِينٌ |
| Allah swt. mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu. Tidak ada yang luput dari hitungan dan perhatian Allah swt. Kata ”الحصا” awalnya bermakna kerikil. Bisa bermakna menghitung karena orang-orang saat itu banyak menggunakannya untuk menghitung seperti kita menghitung dengan jemari tangan. | أَحْصَاهُ |
| Padahal mereka telah melupakannya. Karena saking banyaknya dan sikap mereka yang selalu menyepelekannya. | وَنَسُوهُ |
| Maha Menyaksikan. Kata “الشهيد” artinya Allah swt. mengawasi hamba-Nya, melihat apa yang mereka lakukan, mendengar apa yang mereka ucapkan. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. Tidak ada sesuatupun yang tidak diketahui-Nya. | شَهِيدٌ |
| Pembicaraan rahasia antara tiga orang. Kata “النجاء” bermakna terpisah dari sesuatu. Kata “النجوة” bermakna tempat yang terpisah dari yang lain, karena tinggi misalnya. Oleh karena itu kata “المناجاة” artinya berbicara dengan rahasia, mengajak seseorang ke tempat yang rahasia untuk berbicara berdua. | نَجْوَى ثَلَاثَةٍ |
| Dia-lah yang keempatnya. Allah swt. bersama mereka dengan ilmu dan pengawasan-Nya. Tidak ada yang luput dari pengawasan-Nya. | هُوَ رابِعُهُمْ |
| Yang kurang. | أَدْنَى |
Tafsir dan Pelajaran yang Dipetik
Allah swt. mengancam orang yang menentang perintah-Nya dengan kehinaan di dunia, dan siksaan yang sangat menghinakan di akhirat. Hal itu disampaikan sembari menyebutkan bahwa Allah swt. selalu mengawasi semua yang mereka lakukan.
1. Ayat ke-5: Ancaman dari Allah swt. bagi orang yang menentang perintah-Nya. Bahwa hal itu sudah terjadi pula terhadap orang-orang yang terdahulu. Orang-orang kafir yang menentang Allah swt., di dunia akan mendapat kehinaan dengan bentuk dibunuh, kalah perang, ditawan, dan sebagainya. Hal ini terwujud ketika perang Badar dan Khandaq.
a. Dalam ayat ini terdapat janji Allah swt. tentang kemenangan umat Islam melawan orang-orang kafir.
b. Terdapat juga ancaman bagi para pemimpin negara yang tidak mau menerapkan hukum Allah swt. Hal ini seperti disebutkan Allah swt. dalam ayat lain : (ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ) [Al-Hasyr: 4]
c. Penentangan mereka itu tidak berdasar, karena Allah swt. telah memberikan bukti-bukti yang jelas tentang kenabian Rasulullah saw. Jadi sebabnya hanya satu; yaitu bahwa mereka adalah orang-orang yang sombong dan menentang Allah swt.
2. Ayat ke-6: Rasulullah saw. diperintahkan untuk mengingatkan mereka tentang hari kebangkitan mereka. Saat mereka mendapatkan kehinaan, Allah swt. mengumpulkan seluruh manusia, dari awal hingga akhir kehidupan. Allah swt. kemudian menghitung seluruh perbuatan mereka yang sudah banyak dilupakan. Allah swt. lalu menunjukkan catatan itu kepada seluruh manusia untuk membuktikan bahwa mereka layak untuk masuk surga atau neraka.
a. Ayat ini merupakan ancaman bagi yang melakukan kemaksiatan. Mereka kadang melakukannya dengan santai karena merasa tidak ada yang mengawasi.
b. Ayat ini juga mendorong kita untuk berbuat ikhlash dan lebih menyenangi amalan yang tersembunyi. Walaupun tersembunyi, pasti Allah swt. mengetahui, mencatat, tidak melupakannya, dan akan membalasnya.
c. Dengan menghayati nama Asy-Syahid, dan bahwa Allah swt. selalu hadir dan menyaksikan segala sesuatu, seseorang yang menderita kesusahan akan merasakannya ringan, hatinya akan tenang, dan tidak merasakan kesendirian.
3. Ayat ke-7: Allah swt. menekankan bagaimana ilmu dan pengawasan-Nya.
a. Allah swt. Maha Mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu; apa yang terjadi, sedang terjadi, akan terjadi, dan apa tidak jadi terjadi kalau jadi bagaimana kejadiannya.
b. Allah swt. Maha Mengetahui apa yang dirahasiakan orang. Allah swt. mengetahui seluruh pembicaraan manusia, dari yang sedikit hingga yang banyak. Jadi jutaan bahkan milyaran pembicaraan manusia diketahui dan diawasi Allah swt. Kapan saja dan di mana saja.
c. Ayat ini sebenarnya adalah jawaban atas apa yang dilakukan oleh orang-orang munafik yang selalu membicarakan secara rahasia rencana mereka dalam memusuhi Rasulullah saw. Seperti dalam ayat: (أَمْ يَحْسَبُونَ أَنَّا لا نَسْمَعُ سِرَّهُمْ وَنَجْواهُمْ، بَلى وَرُسُلُنا لَدَيْهِمْ يَكْتُبُونَ) [Az-Zukhruf: 80].
d. Kebersamaan Allah swt. dalam ayat tersebut bermakna kebersamaan pengetahuan dan pengawasan-Nya.
Mereka akan menyadari hal itu ketika Allah swt. membeberkannya di akhirat kelak. Ayat ini diawali dengan ilmu Allah swt., dan diakhiri dengan ilmu Allah swt. juga. [M. Sofwan Abbas, MA]
